Ilustrasi. Foto: Freepik 
                                                
                    
                        
Jakarta: Wacana penambahan kementerian baru di masa pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang akan menambah risiko fiskal.
Pengamat ekonomi Yanuar Rizki menyatakan kondisi ekonomi secara global saat ini tidak menentu dengan berbagai tantangan seperti inflasi dan kenaikan suku bunga, sehingga wacana itu dinilai tidak tepat.
"Penambahan kementerian, akan menambah risiko fiskal atau fiscal cliff," ujar dia, dilansir Media Indonesia, Kamis, 16 Mei 2024.
Menurutnya, penambahan kementerian sama saja menambah anggaran belanja negara. Sementara di sisi lain, penerimaan negara malah tidak stabil akibat tekanan ekonomi global saat ini.
Indonesia bisa memasuki jurang fiskal
Untuk itu, sangatlah tidak efisien bila pemerintahan mendatang menaikkan anggaran belanja tanpa memperhatikan penerimaan negara.
"Indonesia bisa memasuki jurang fiskal atau fiscal cliff, karena saat tekanan global ke arah uang ketat suku bunga tinggi, inflasi tinggi pangan dan energi, penerimaan negara juga tidak stabil. Sehingga jika belanja tidak dilakukan efisiensi, akan terjadi fiscal cliff," jelas dia.
Dia berharap pemerintah benar-benar menerapkan kebijakan yang tepat dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan di masa mendatang. Ekonomi global yang belum stabil, serta potensi menambah buruknya situasi si kawasan juga harus diantisipasi.
(Faustinus Nua)