Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Arif Wicaksono • 23 November 2023 20:54
Beijing: Zhong Zhi Enterprise Group asal Tiongkok mengalami kebangkrutan dengan utang mencapai USD64 miliar. Hal ini memicu kembali kekhawatiran krisis utang properti negara tersebut akan meluas ke sektor keuangan yang lebih luas.
Perusahaan tersebut, yang memiliki eksposur yang cukup besar terhadap sektor real estat Tiongkok, meminta maaf kepada para investornya dalam sebuah surat yang mengatakan perusahaan tersebut memiliki total kewajiban sekitar 420 miliar yuan (USD58 miliar) hingga 460 miliar yuan (USD64 miliar).
Kewajiban tersebut sangat jauh dibandingkan dengan perkiraan total aset Zhongzhi sekitar 200 miliar yuan, menurut surat yang dikeluarkan pada Rabu dan dilihat oleh Reuters, dilansir Channel News Asia, Kamis, 23 November 2023.
Zhongzhi yang berbasis di Beijing tidak segera menanggapi sektor properti ReutChina yang banyak berhutang dan terguncang akibat krisis likuiditas sejak 2020. Gagal bayar yang dilakukan pengembang sejak akhir 2021 telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengguncang pasar global.
Manajer kekayaan di Tiongkok biasanya beroperasi di luar banyak peraturan yang mengatur bank komersial dan terutama menyalurkan hasil produk kekayaan yang dijual kepada investor ritel ke pengembang real estat dan sektor lainnya.
Memburuknya kekhawatiran di Zhongzhi, pemain utama dalam sektor perbankan bayangan Tiongkok senilai USD3 triliun kira-kira sebesar ekonomi Perancis, akan menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai penularan, meskipun beberapa analis memperkirakan regulator akan mengambil tindakan untuk membendung dampak yang lebih luas.
Sektor properti Tiongkok yang banyak berhutang telah terhuyung-huyung akibat krisis likuiditas sejak 2020. Gagal bayar yang dilakukan pengembang sejak akhir 2021 telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengguncang pasar global.
Manajer kekayaan yang terkait dengan perbankan bayangan di Tiongkok biasanya beroperasi di luar banyak peraturan yang mengatur bank komersial dan terutama menyalurkan hasil produk kekayaan yang dijual kepada investor ritel ke pengembang real estat dan sektor lainnya.
Tanda-tanda masalah di grup Zhongzhi pertama kali terungkap pada bulan Juli ketika Zhongrong International Trust Co, sebuah perusahaan perwalian terkemuka yang dikendalikan oleh Zhongzhi, gagal membayar produk investasinya.
"Lubang dalam pembukuannya sangat besar,” kata Xu, yang merupakan investor di produk perwalian Zhongrong dan hanya memberikan nama belakangnya karena sensitifnya masalah tersebut.
Zhongzhi menyatakan dalam suratnya bahwa karena aset grup terkonsentrasi pada utang jangka panjang dan investasi ekuitas, sulit untuk melikuidasi mereka dan membukukan keuntungannya.
"Sumber daya yang tersedia untuk pembayaran utang dalam jangka pendek jauh lebih rendah dibandingkan skala utang kelompok secara keseluruhan,” kata dia.
Zhongzhi telah menyewa salah satu firma akuntansi untuk melakukan audit terhadap firma tersebut, dan sedang mencari investor strategis, kata manajemen perusahaan tersebut kepada investor dalam pertemuan pada Agustus, menurut video yang dilihat oleh Reuters pada saat itu.