Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia. Foto: Tangkapan Layar.
Annisa Ayu Artanti • 27 August 2024 12:19
Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pihaknya tengah menggodok strategi untuk menekan impor minyak.
Hal itu ditekankannya karena melihat ketimpangan yang terjadi pada neraca minyak bumi Indonesia sepanjang 2023. Terjadi perbedaan yang signifikan antara produksi minyak dengan impor minyak nasional.
Produksi minyak Indonesia tercatat sebanyak 221 juta barel dalam setahun. Sementara impor minyak sebanyak 297 juta barel.
Bahlil membeberkan strategi yang pertama adalah dengan mengkaji ulang keunggulan dan kelemahan dari industri migas dalam negeri, dengan mengoptimalisasi produksi minyak bumi melalui teknologi.
"Saya kasih contoh di Banyu Urip, itu dikerjakan oleh ExxonMobil. Itu yang didapatkan pertama itu cuma kurang lebih sekitar 90 ribu-100 ribu
Barrel Oil per Day (BOPD). Tapi kemudian diinjeksi dengan teknologi yang mereka miliki, dan sekarang itu bisa mencapai 140 ribu-160 ribu BOPD," jelas dia dikutip dari siaran pers, Selasa, 27 Agustus 2024.
Strategi kedua, lanjutnya, adalah dengan melakukan reaktivasi sumur-sumur yang idle, dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk pada kriteria idle well.
Namun demikian, tidak semua memiliki potensi untuk direaktivasi karena sesuatu dan lain hal, seperti tidak adanya potensi
subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena
high cost rectivation dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, serta faktor HSE dan nonteknikal lainnya.
Ekspansi ke timur Indonesia
Sementara itu strategi ketiga adalah dengan melakukan eksplorasi migas khususnya di wilayah Indonesia Timur, karena disana memiliki potensi penemuan-penemuan cadangan baru, sehingga pemerintah akan mendorong percepatan melalui skema kerja sama dan insentif yang lebih menarik.
"Fokus area kita sekarang itu adalah di daerah-daerah wilayah timur. Ini. Jadi di wilayah-wilayah timur sekarang. Nah, status area saat ini, ada beberapa blok yang potensinya bagus. Seperti di Seram, Buton, di Laut Aru-Arafura, Warim, dan Timor," ujar dia.