Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo di Solo. Metrotvnews.com/Triawati Prihatsari
Yakub Pryatama Wijayaatmaja • 28 October 2024 12:49
Jakarta: Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) disarankan tidak jadi juru kampanye (jurkam) Pilkada 2024. Jokowi disarankan melakukan aktivitas lain menikmati masa pensiun.
“Pasca sudah tidak menjabat lagi sebagai Presiden, duduk manis saja dengan memposisikan diri sebagai milik suruh kandidat dan seluruh rakyat,” kata peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli, kepada Media Indonesia, Senin, 28 Oktober 2024.
Lili menilai pilihan tidak jadi jurkam dinilai bisa menghindarkan Jokowi dari persepsi negatif. Salah satunya, tidak dinilai ikut cawe-cawe dalam kontestasi pilkada.
“Memposisikan sebagai negarawan yang mengayomi seluruh anak bangsa. Tidak usah lagi cawe-cawe,” ungkap dia.
Lili menyampaikan tak ada aturan yang dilanggar jika Jokowi jadi jurkam salah satu pasangan calon (paslon). Namun, kata Lili, publik akan berpandangan sinis karena karena harus ikut mengurusi kontestasi pilkada.
“Jika jadi jurkam untuk pilpres mungkin publik memahaminya,” sebut dia.
Selain itu, Lili menduga alasan Jokowi diajak jadi jurkam karena Jokowi masih menjadi daya tarik. Sehingga, bisa mendongkrak elektabilitas paslon yang didukung.
“Nampaknya pak Jokowi terjun jadi jurkam pilkada tersebut diharapkan masih bisa menjadi magnet untuk mendongkrak elektabilitas si calon,” papar Lili.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipersiapkan menjadi juru kampanye bagi paslon Cagub Ahmad Luthfi dan Cawagub Taj Yasin Maimoen di Pilgub Jateng 2024. Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, Sudaryono mengungkapkan harapan agar mantan Presiden Jokowi mau berkampanye untuk paslon nomor urut 2 itu.
Kehadiranya diprediksi menjadi salah satu pendongkrak suara kontestasi Pilgub yang berlangsung
head to head. "Iya berharap demikian (Jokowi jadi jurkam). Komunikasi sudah ada," kata Sudaryono perihal kemungkinan Jokowi jadi jurkam, Minggu, 27 Oktober 2024.