Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Kematian Mahasiswa PPDS Undip

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. (MGN/Feri Nugroho)

Polisi Bentuk Tim Khusus Usut Kematian Mahasiswa PPDS Undip

Media Indonesia • 21 August 2024 09:22

Semarang: Pengusutan terhadap kasus kematian mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Aulia Risma Lestari masih terus berlanjut. Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Semarang membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan dan pendalaman.

Kasus kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang hingga kini masih menjadi misteri, dugaan bunuh diri, kelalaian hingga masalah perundungan (bullying) menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Mengusut tuntas kasus ini untuk dapat mengungkap kematian dokter yang bertugas di RSUD Kardinah Tegal tersebut, Polrestabes Semarang terus melakukan penyelidikan dan pendalaman. 

"Kita telah membentuk tim khusus untuk pengusutan tuntas kasus ini, sejak Senin, 19 Agustus 2024, tim telah mulai bekerja," ujar Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, Rabu, 21 Agustus 2024.

Penyidik kepolisian, lanjut Irwan Anwar, telah mulai memanggil dan memeriksa sejumlah pihak untuk menggali keterangan dan mencocokkan dengan barang bukti yang ditemukan petugas. Sehingga diharapkan dapat terungkap secara terang benderang apakah penyebab kematian korban karena bunuh diri, kelalaian yang berakibat kematian, hingga masalah perundungan.
 

Baca juga: Circle Dokter Aulia Akan Diperiksa terkait Dugaan Perundungan di PPDS Undip

Sejumlah pihak yang telah dimintai keterangan, ungkap Irwan Anwar, dari mulai teman-teman dan sahabat korban, sesama dokter hingga pihak lain yang terkait dengan ini. Bahkan juga segera diperiksa mulai orang tua korban dan pacar korban untuk menggali informasi atas kematian korban dan penyebabnya.

"Kalau terbukti ada perundungan kita akan teruskan proses hukum," imbuhnya.

Terkait temuan obat roculax di kamar indekos korban, menurut Irwan Anwar, juga menjadi salah satu fokus penyelidikan, karena obat roculax biasa digunakan untuk relaksasi terhadap pasien yang hendak melakukan pembedahan. Namun dari temuan, ada tanda penyuntikan di tubuh korban apakah itu upaya bunuh diri atau untuk penyembuhan penyakit masih didalami.

Meskipun kepolisian terus melakukan pengusutan kasus ini, Kementerian Kesehatan juga telah menurunkan petugas untuk melakukan berbagai Langkah kebijakan menghadapi persoalan yang cukup menggemparkan yakni di antaranya menutup sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di RSUP dr Kariadi Semarang.

Sebelumnya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip juga mendorong pihak kampus untuk mengusut dugaan adanya perundungan yang menyebabkan korban bunuh diri, hal ini sebagai bentuk keprihatinan terkait kesimpangsiuran mengenai penyebab dokter Aulia Risma Lestari diduga bunuh diri.

"Kami BEM Undip di 11 fakultas dan 1 BEM Sekolah Vokasi mohon agar Undip tidak menyepelekan kasus ini dan kami mengutuk keras jika ditemukan adanya perundungan dalam kasus ini," tutur Ketua BEM Undip Faris Darmawan.

Saat ini, menurut Faris Darmawan, sebagian besar mahasiswa Undip dibuat kebingungan terhadap masalah ini, karena pernyataan yang berbeda antara Kementerian Kesehatan yang menduga adanya perundungan tetapi pihak Undip menyatakan tidak ada bullying.

"Ini memunculkan spekulasi baru," tambahnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)