Mengintip Hutan Pinus Mangunan, Lahan Tandus yang Disulap Jadi Tempat Wisata

Jakarta: Hutan Pinus Mangunan menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lokasinya sekitar 25 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Melansir situs Dinas Pariwisata DIY, kawasan hutan pinus ini mulanya adalah lahan tandus. Kemudian, dilakukan penghijauan oleh pengelola hutan. Kawasan hutan pinus seluas 500 hektare tersebut tak hanya ditanami pohon pinus, tetapi ada kemiri, mahoni, akasia, dan kayu putih.

Selain itu, hutan ini mempunyai sumber air bersejarah, yaitu Mata Air Bengkung yang dikelola pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjaga ekosistem hutan. Keberadaan pohon-pohon dalam hutan juga memberikan manfaat ekologis yang penting, seperti menjaga kualitas udara, mencegah erosi tanah, dan menjaga habitat bagi berbagai jenis fauna yang ada di hutan.

Hutan Pinus Mangunan merupakan kawasan hutan lindung yang harus dijaga kelestarianya. Sejumlah upaya pelestarian oleh pemerintah daerah dan masyarakat telah dilakukan. Salah satunya, melakukan pengawasan ketat terhadap aktivitas pengunjung agar hutan masih terjaga.

Selain itu, reboisasi dengan penanaman pohon pinus secara rutin yang bertujuan menjaga kelestarian hutan. Selanjutnya, memberikan edukasi kepada pengunjung agar menjaga kebersihan dan tidak merusak lingkungan.

Makanya, selain dikenal sebagai destinasi wisata, Hutan Pinus Mangunan merupakan hutan lindung yang harus dijaga kelestariannya. Penelitian tentang keanekaragaman hayati untuk mengetahui kondisi ekosistem hutan dan mencari solusi untuk menjaga kelestariannya juga terus dilakukan. 

Sebagai destinasi wisata, Hutan Pinus Mangunan dilengkapi fasilitas pendukung agar membuat pengunjung merasa nyaman. Seperti gardu pandang hingga panggung dengan kursi-kursi yang dibuat dari kayu. 

Suasana hening ditambah dengan aroma pinus yang khas membuat siapa saja yang mengunjungi tempat ini akan merasa nyaman dan betah. Hutan yang memiliki spot foto yang Instagramable ini juga sering dijadikan sebagai lokasi pranikah karena suasana yang terkesan romantis. 

(Jessica Nur Faddilah)