Pembiayaan keuangan. Foto: MI.
Arif Wicaksono • 25 October 2023 20:20
Tangerang: PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) terus berkembang dan bertransformasi sebagai perusahaan pembiayaan dengan mencetak nilai pembiayaan baru dilaporkan mencapai Rp14,5 triliun atau meningkat 5,3 persen dibandingkan periode yang sama di 2022 (year-on-year/yoy).
Mayoritas nilai pembiayaan baru sebesar 58,3 persen berasal dari pembiayaan berjaminan (refinancing) kendaraan roda empat yang memang merupakan core bisnis perusahaan.
Pertumbuhan nilai tersebut berkontribusi terhadap peningkatan nilai total pembiayaan bersih dari Rp17,5 triliun menjadi Rp20,5 triliun atau naik 16,9 persen yoy, yang secara keseluruhan turut mendorong kenaikan nilai aset dari Rp20,0 triliun menjadi Rp24,2 triliun atau naik 20,8 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sembari terus menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas di tingkat yang aman, BFI Finance tetap memastikan diri untuk menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) berada di bawah rata-rata industri sebagaimana tren sebelumnya. NPF bruto Perusahaan per September 2023 tercatat 2,02 persen sementara NPF neto berada di level 0,36 persen.
"Kami cukup agile menghadapi dinamika perkembangan kondisi eksternal dan juga tentunya internal Perusahaan. Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester pertama kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini, contohnya menjaga kualitas pembiayaan untuk mencapai level optimal serta peningkatan infrastruktur keamanan digital," ujar Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono dalam keterangan resmi, Rabu, 25 Oktober 2023.
Sampai dengan kuartal ketiga ini, net gearing ratio BFI Finance tercatat sebesar 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator untuk perusahaan pembiayaan, yakni sebesar 10 kali. Persentase Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) terpantau masing-masing berada di level 8,0 persen dan 17,1 persen.
Adapun dari keseluruhan ini, Perusahaan membukukan total pendapatan sebesar Rp4,8 triliun, meningkat 23,9 persen yoy dengan laba setelah pajak dilaporkan sebesar Rp1,2 triliun, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.