Usulan Pemakzulan Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditolak Parlemen

Presiden Prancis Emmanuel Macron. (EPA)

Usulan Pemakzulan Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditolak Parlemen

Medcom • 9 October 2024 13:16

Paris: Pada hari Selasa, Parlemen Prancis menolak usulan memakzulkan Presiden Emmanuel Macron, sebagaimana dikonfirmasi seorang anggota parlemen dari sayap kiri.

Proposal tersebut diajukan oleh partai sayap kiri keras La France Insoumise (LFI) di bulan September, menuduh Macron telah menghalangi proses politik setelah pemilihan parlemen Prancis yang diadakan pada 30 Juni dan 7 Juli lalu.

LFI menuding Macron menunda proses politik dan mengabaikan hasil pemilu. Namun, setelah ditolak oleh Komite Hukum Majelis Nasional pekan lalu, proposal ini kembali ditolak oleh Konferensi Presiden, yang terdiri dari presiden Parlemen Eropa dan para pemimpin kelompok politik, sehingga usulan pemakzulan tidak bisa dimasukkan dalam agenda parlemen.

Mathilde Panot, anggota parlemen dari LFI, mengkritik keputusan tersebut dalam konferensi pers. Ia menyebut bahwa Macron berusaha menghindari debat di Majelis Nasional terkait serta pengabaiannya terhadap hasil pemilu.

“Perilakunya berbahaya dan tidak menentu" kata Mathilde Panot, anggota parlemen dari LFI dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 9 Oktober 2024.

Ia juga mengecam partai sayap kanan National Rally (RN) dan mantan pemimpinnya Marine Le Pen yang mendukung penolakan usulan pemakzulan tersebut. 

Sementara itu, Manuel Bompard, koordinator nasional LFI, menegaskan bahwa partainya akan terus mengajukan usulan tersebut. 

"Kami tidak akan menyerah. Kami akan terus mengajukan usulan ini hingga pemakzulan dibahas di Majelis Nasional," ucap Manuel Bompard, melalui platform X.

LFI, yang merupakan bagian dari aliansi sayap kiri New Popular Front (NFP), telah mengkritik Macron setelah pemilu karena tidak mencalonkan kandidat NFP, Lucie Castets, sebagai perdana menteri, meski aliansi tersebut memperoleh kursi terbanyak.

Macron membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan umum dini setelah partai sayap kanan RN memenangkan lebih dari 31% suara dalam pemilihan Parlemen Eropa pada 9 Juni, mengalahkan blok sentrisnya. (Angel Rinella)

Baca juga:  Ribuan Warga Prancis Turun ke Jalan, Labeli Macron sebagai ‘Pencuri’ Pemilu

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)