Pendiri WikiLeaks, Julian Assange kembali ke Australia. Foto: EFE-EPA
Medcom • 27 June 2024 13:17
Washington: Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah memperbaharui tuduhannya bahwa pendiri WikiLeaks Julian Assange menempatkan orang dalam berisiko karena membocorkan rahasia, setelah ia dibebaskan dalam kesepakatan pembelaan.
“Dokumen-dokumen yang mereka terbitkan memberikan informasi identitas individu-individu yang berhubungan dengan Departemen Luar Negeri, termasuk para pemimpin oposisi, aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia yang posisinya berada dalam bahaya karena pengungkapan mereka kepada publik,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Matthew Miller, dikutip dari Malay Mail, Kamis, 27 Juni 2024.
“Hal ini juga melemahkan kemampuan personel Amerika untuk membangun hubungan dan melakukan percakapan yang jujur,” lanjutnya.
Sementara itu, Assange telah mempublikasikan ratusan ribu dokumen rahasia AS di situs pembocor data, WikiLeaks sejak 2010.
Warga Australia tersebut setuju untuk mengaku bersalah atas satu tuduhan konspirasi dalam memperoleh dan menyebarluaskan informasi pertahanan nasional.
Ia dijatuhi hukuman yang sama dengan masa tugasnya di London selama lima tahun dan dua bulan dan diberikan kebebasan.
Assange telah menjadi pahlawan bagi para aktivis yang menunjukkan perannya dalam membocorkan informasi tentang perang AS di Irak dan Afghanistan.
Namun, para kritikus menyalahkannya karena mengeluarkan sejumlah besar dokumen pemerintah tanpa penyaringan apa pun.
“Kementerian Luar Negeri pada saat itu harus berusaha keras untuk mengeluarkan masyarakat dari bahaya,” ungkap Miller.
Ketika ditanya adakah orang yang dirugikan, Miller menggambarkan jika seseorang mengemudi dalam keadaan mabuk di jalan dan ditilang karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
“Faktanya bahwa Anda tidak menabrak mobil lain dan membunuh seseorang tidak membuat Anda keluar dari tindakan sembrono dan bahaya yang timbul terhadap sesama warga negara Anda,” pungkas Miller. (Theresia Vania Somawidjaja)