Banjir dan Longsor Melanda 8 Kecamatan di Bojonegoro

Ilustrasi. Medcom.id

Banjir dan Longsor Melanda 8 Kecamatan di Bojonegoro

Media Indonesia • 6 February 2024 19:07

Bojonegoro: Sebanyak 750 unit rumah dan 637 hektare tanaman padi serta 5 unit fasilitas umum di 6 kecamatan, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, tergenang banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo di wilayah setempat, Selasa siang, 6 Februari 2024.

Kejadian tersebut menyusul tingginya curah hujan di kawasan hulu dan hilir Bengawan Solo dalam beberapa terakhir.

Kondisi tersebut membuat permukaan air sungai Bengawan Solo hingga statusnya menibgkat tajam pada level siaga merah atau siaga 3 banjir. Dampak genangan banjir di kabupaten setempat dimungkinkan meluas lantaran sejumlah kawasan yang berpotensi terjadi genangan belum dilaporkan.

Selain banjir luapan Bengawan Solo, dua Kecamatan di Bojonegoro juga terjadi longsor. Yakni Kecamatan Padangan dan Ngasem. Ke enam kecamatan yang dilanda banjir itu meliputi Balen, Sumberejo, Kapas, Baureno, Kanor dan Bojonegoro.

"Iya betul. Banjir luapan Bengawan Solo telah mengenangi 6 Kecamatan," kata Kalaksa BPBD Bojonegoro, Ardhian Orianto, Selasa, 6 Februari 2024.
 

Baca: Sejumlah Kawasan di Surabaya Banjir Usai Hujan Deras
 

Menurut dia banjir ini akibat naiknya permukkaan sungai Bengawan Solo hingga pada status siaga merah pada titik 14.30 dari permukaan air laut (dpl) pukul 14.00 Wib. Kondisi tersebut mengakibatkan banjir melanda enam kecamatan tersebut di atas.

Akibatnya sebanyak 750 unit rumah tergenang, 637 hektar tanaman padi dan fasilitas umum terendam banjir. Banjir terparah melanda di Kecamatan Kapas dengan jumlah rumah tergenang mencapai 610 unit.

Selain mengenangi rumah, banjir di tiga desa di Kecamatan Kapas ini juga merendam tanaman padi hingga 392 hektar. Sementara untuk di Kecamatan Sumberejo, banjir mengenangi 47 unit rumah di Desa Deru, di Kecamatan Balen, banjir mengenangi 36 unit rumah, dan di Kecamatan Bojonegoro banjir mengenangi 67 unit rumah di Desa Sukorejo.

Adapun di Kecamatan Kanor, banjir merendam tanaman padi di Desa Kedungrejo seluas 80 hektare dan di Desa Pesen, Kecamatan Kanor tanaman terendam seluas 75 hektare.

Dampak banjir dimungkinkan mengalami peningkatan tajam. Ini karena belum masuknya kawasan yang berpotensi banjir dalam pendataan. Ada sejumlah kecamatan yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Antara lain, kawasan Desa Ngablak, Kecamatan Dander, sejumlah Desa di Kecamatan Trucuk dan beberapa kawasan di Kecamatan Kalitidu, Gayam, dan Kecamatan Malo.

"Jumlah ini masih data sementara yang masuk ke BPBD," ujarnya.

Ardhian menambahkan, selain banjir luapan Bengawan Solo, dua Kecamatan lainnya yang berada di bantaran Bengawan juga mengalami longsor. Yakni tebing Kali Tidu di Desa Butoh, Kecamatan Ngasem mengalami sepanjang 200 meter dengan tinggi 9 meter.

Longsor itu menyebabkan 2 unit rumah bagian belakang rusak sedang. Sementara di Desa Dengok, Kecamatan Padangan mengakibatkan tebing sungai longsor sepanjang 20 meter dengan tinggi 5 meter.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)