Ilustrasi. Medcom.id
Media Indonesia • 11 October 2023 17:55
Gresik: Sedikitnya puluhan hektare tanaman pangan di kawasan Pantura Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terancam gagal panen akibat kekeringan. Hal ini terjadi karena tanaman jagung dan padi yang berumur sekitar 65 hari setelah tanam (HST) terancam mati karena kemarau panjang.
Kondisi tersebut diperparah dengan menyusutnya debit puluhan mata air dan embung di kawasan setempat. Puluhan hektare tanaman pangan itu berada di sejumlah kecamatan di Gresik. Tanaman itu merupakan tanaman spekulatif yang dilakukan petani setempat karena di tanam selepas musim tanam ke dua.
"Jagung mulai mengering karena tidak turun hujan sama sekali sejak hampir dua bulan terakhir. Kita sangat resah," kata salah seorang petani di Kecamatan Panceng, Gresik, Muamal, Rabu, 11 Oktober 2023.
Dia menjelaskan beberapa kali hujan turun juga hanya gerimis dan tidak mampu menyegarkan tanaman. Jagungnya yang berada di selatan kampung Pantenan, daunnya juga mau mengering. Jika hujan tidak segera turun dengan deras dikuatitkan jagung puso kekeringan.
"Bahkan, kami kuatir tanaman puso kekeringan. Apalagi, jagung sedang memasuki masa berbuah," jelasnya.
Keresahan serupa juga dialami, Nasir, petani padi di kampung setempat. Menurut dia, sejak musim.tanamam hingga padi berumur sekitar 60 HST bel pernah mendapatkan siraman air hujan. Pengairan tanaman, lanjut dia, selama ini mengandalkan aliran air dari sumber air di kampungnya yang saat ini debitnya makin menipis.
"Dengan demikian jatah air makin lama gilirannya karena sumber air makin mengecil. Jika tidak segera ada hujan kami kuatir padi puso kekeringan," ungkapnya.
Ia menjelaskan keresahan serupa dialami ratusan petani di kampungnya. Tanamam dengan kondisi serupa juga banyak terdapat disekitar Kecamatan Dukun. Di kawasan ini, puluhan hektar tanaman jagung yang tersebar di sejumlah desa dengan umur yang sana juga terancam mati gagal panen akibat kekeringan.
Hal ini karena debit air waduk dan embung di kawasan setempat juga telah mengering hampir dua bulan terakhir. Sementara, sebagian petani lainnya lainnya memanfaatkan air sumur bor untuk memgaliri tanaman. Tetapi, tanamam jagung yang mendapatkan siraman air jumlahnya tidak banyak.
Lahan padi di kawasan ini jumlahnya tidak seberapa berkisar antara 15-16 hektare. Lahan padi berada di sekitar sejumlah mata air. Antara lain, di Desa Ketanen, dan Desa Pantenan. Sementara, sisanya sebagian besar lahan tadah hujan yang saat ini sedang ditanami jagung.