Donald Trump kampanye di Madison Square Garden, New York. Foto: The New York Times
Fajar Nugraha • 28 October 2024 12:55
New York City: Kehadiran Donald Trump dalam kampanye terbuka di Madison Square Garden, hanya beberapa hari sebelum pemilihan, menarik perhatian warga dan turis di jantung New York, Amerika Serikat (AS) yang terkenal sebagai basis pendukung Demokrat. Para wisatawan terlihat harus berhenti di tengah jalan karena trotoar yang nyaris tidak bergerak, terhenti oleh kerumunan pendukung Trump yang antusias menyambut mantan presiden tersebut.
"Senang melihat dia di New York," kata Milland dikutip dari Channel New Asia, Senin, 28 oktober 2024.
Di tengah keramaian kota yang dimeriahkan ikon New York, seperti Gedung Empire State dan gitaris jalanan Naked Cowboy, Eric Milland, 65 tahun, warga Yonkers, menyatakan bahwa ia sangat senang melihat Trump dan Trump layak mendapat sambutan hangat di kampung halamannya.
"Kita dalam krisis besar, imigrasi adalah masalah besar, ruang gawat darurat kita penuh," tambah Milland.
Namun, acara kampanye ini tidak berlangsung tanpa ricuh. Di tengah-tengah kerumunan pendukung Trump, seorang wanita mengenakan jaket puffer hijau dari North Face berteriak mencaci massa, sementara kru film mendokumentasikan suasana.
Dekat lokasi itu, seorang anggota NYPD tampak berbincang dengan penjual kaos Trump, tetapi mengurungkan niatnya untuk membeli kaos bertuliskan ‘Trump adalah penyelamatku.’
Di antara para penentang, seorang demonstran anti-Trump mengangkat spanduk yang menyindir acara tersebut sebagai ‘kampanye Nazi,’ mengingatkan pada kampanye kelompok Nazi Amerika yang pernah digelar di Madison Square Garden pada 1939. Namun, hal ini tidak menghentikan seorang pendukung Trump lainnya untuk berpose dengan bangga di depan spanduk tersebut.
"Saya tidak menganggap semua pendukung Trump jahat," kata Laura.
Sementara itu, Laura, 55 tahun, seorang pendukung Partai Demokrat yang bekerja di sektor gaya hidup, membawa putranya yang mendukung Trump ke acara ini demi pengalaman bersama. Laura mengungkapkan pandangannya yang lebih terbuka setelah hadir di acara kampanye tersebut bersama putranya yang mendukung Trump.
Menurutnya, meskipun berbeda pandangan politik, banyak pendukung Trump yang ia temui ternyata lebih ramah dan biasa daripada yang ia bayangkan sebelumnya.
“Orang-orangnya jauh lebih normal dari yang saya bayangkan,” tambah Laura.
Meskipun dikelilingi oleh ketegangan, momen tersebut juga menyatukan wisatawan dan penduduk lokal dalam keramaian kota yang tak biasa.
“Kami ingin melihat langsung,” kata Salvador, seorang profesor asal Barcelona, yang bersama istrinya berada di antara kerumunan sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Suasana semakin ramai dengan kehadiran polisi, agen Secret Service, dan petugas berpakaian sipil yang mengamankan area. Hingga acara berakhir, para pengunjung dan warga New York meninggalkan Madison Square Garden dengan pengalaman unik dari acara kampanye yang penuh semangat ini. (Angel Rinella)