Prancis Naikkan Kewaspadaan Terorisme ke Tingkat Tertinggi usai Pembantaian di Moskow

Polisi berpatroli di salah satu ruas jalan di Paris, Prancis. (EPA/IAN LANGSDON)

Prancis Naikkan Kewaspadaan Terorisme ke Tingkat Tertinggi usai Pembantaian di Moskow

Willy Haryono • 25 March 2024 11:20

Paris: Pemerintah Perancis telah menaikkan level kewaspadaan terorisme ke tingkat tertinggi setelah terjadinya serangan mematikan di gedung konser Rusia pada Jumat pekan kemarin. Kelompok militan Islamic State (ISIS) mengeklaim sebagai pelaku di balik serangan tersebut.

Mengutip dari SBS News pada Senin, 25 Maret 2024, Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengumumkan langkah peningkatan level kewaspadaan terorisme pada hari Minggu kemarin, sekitar tiga bulan sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade 2024.

Dalam sebuah tulisan di media sosial X, Attal mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil "mengingat ISIS mengeklaim bertanggung jawab atas serangan (Moskow) dan ancaman yang berpotensi membebani negara kita."

Sebelumnya, Presiden Prancis Emanuel Macron mengadakan pertemuan keamanan darurat setelah peristiwa di gedung Crocus City Hall di dekat Moskow, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 137 orang, menurut laporan media lokal.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di Moskow melalui pernyataan di saluran media sosialnya, walau Kremlin bersikeras bahwa Ukraina ikut berperan. Kyiv menegaskan pihaknya tidak terlibat sama sekali.

Baca juga:  Zelensky: Jangan Percaya Ucapan Putin soal Pembantaian di Moskow

Dalam sebuah pernyataan di media Aamaq, kelompok afiliasi ISIS di Afghanistan, ISIS-K, mengaku telah menyerang sebuah pertemuan besar "Umat Kristen" di Krasnogorsk, lokasi berdirinya gedung Crocus City Hall.

Sistem peringatan teror Prancis memiliki tiga tingkat, dan level tertinggi dibunyikan setelah terjadi serangan di dalam atau luar negeri, atau ketika ancaman serangan dianggap sudah dekat.

Peringatan tingkat tertinggi dapat memicu peningkatan protokol keamanan, seperti penambahan jumlah patroli pasukan bersenjata di tempat-tempat umum seperti bandara, stasiun kereta api, dan tempat ibadah.

Kelompok ekstremis secara berkala melancarkan berbagai aksi di Prancis, termasuk pembantaian di gedung konser Bataclan di Paris pada 2015.

Menjelang Olimpiade dan Paralimpiade 2024 pada Juli mendatang, yang diperkirakan akan menarik jutaan pengunjung dari dalam dan luar negeri, Prancis kini berada di level kewaspadaan tinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)