Eks presiden Amerika Serikat Donald Trump. (EPA)
Medcom • 31 August 2024 10:51
Los Angeles: Grup musik legendaris asal Swedia, ABBA, mengajukan protes setelah lagu-lagu mereka digunakan tanpa izin dalam kampanye eks presiden Amerika Serikat Donald Trump, lapor kantor berita dpa asal Jerman.
Dilansir dari Bernama, Jumat, 30 Agustus 2024, ABBA meminta agar tim kampanye Trump segera menghapus video yang menampilkan lagu-lagu hit mereka seperti "The Winner Takes It All" dan "Dancing Queen," yang digunakan pada sebuah rapat umum baru-baru ini dan disebarkan secara online.
ABBA menyatakan melalui pernyataan yang diberikan kepada kantor berita PA bahwa tidak ada permintaan izin yang diterima terkait penggunaan lagu mereka dalam kampanye tersebut.
"ABBA baru-baru ini menemukan penggunaan musik dan video mereka secara tidak sah di sebuah acara Trump melalui video yang muncul secara online. Sebagai hasilnya, ABBA dan perwakilannya segera meminta penghapusan dan penghapusan konten tersebut,” ujar mereka.
“Tidak ada permintaan yang diterima; oleh karena itu, tidak ada izin atau lisensi yang diberikan.”
ABBA bukanlah satu-satunya artis yang lagunya digunakan tanpa izin oleh tim kampanye Trump. Foo Fighters, Celine Dion, dan banyak artis lainnya juga menyuarakan keberatan mereka. Band rocker AS, Foo Fighters, misalnya, menolak izin penggunaan lagu "My Hero" dalam sebuah rapat umum Trump pekan lalu.
Foo Fighters hanya menjawab “tidak” ketika ditanya di media sosial apakah mereka mengizinkan Trump menggunakan lagu mereka yang dirilis tahun 1997 di acara tersebut. Seorang juru bicara band ini kemudian mengatakan kepada kantor berita PA bahwa “Foo Fighters tidak dimintai izin, dan jika mereka dimintai izin, mereka tidak akan memberikannya.”
Selain itu, tim manajemen Celine Dion juga mengutuk penggunaan lagu "My Heart Will Go On" dalam rapat umum kampanye Trump awal bulan ini, merilis sebuah pernyataan atas nama Celine Dion dan label rekamannya, menyebut bahwa penggunaan lagu tersebut "sama sekali tidak diizinkan."
Beberapa artis lainnya seperti gitaris The Smiths, Johnny Marr, mengecam Trump memainkan lagunya yang berjudul “Please, Please, Please, Let Me Get What I Want” di sebuah rapat umum.
Steven Tyler dari Aerosmith juga pernah mengambil langkah hukum pada tahun 2018 –yang sebelumnya sudah mengirim dua surat penghentian penggunaan musik pada 2015–untuk menghentikan penggunaan lagu mereka dalam kampanye rapat umum politik Trump, setelah lagu “Livin' On The Edge” yang populer di tahun 1993 dimainkan di sebuah rapat umum di Charleston, Virginia Barat.
Sejumlah musisi dan pihak keluarga mendiang artis telah mengambil tindakan hukum terhadap Trump untuk menghentikan penggunaan lagu mereka dalam acara atau kampanye politiknya. Pihak dari Prince dan Tom Petty menuntut penghentian penggunaan musik, sementara Rihanna mengeluarkan surat serupa setelah Trump menggunakan lagunya "Don't Stop The Music" dari tahun 2007.
Ozzy dan Sharon Osbourne juga melarang penggunaan musik Black Sabbath dalam video kampanye Trump. Selain itu, Rolling Stones, Neil Young, dan Linkin Park juga mengambil tindakan serupa setelah musik mereka, termasuk lagu "In The End" dari Linkin Park, digunakan tanpa izin dalam konten yang mendukung Trump. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Foo Fighters Sebut Penggunaan Lagunya untuk Kampanye Donald Trump Tanpa Izin