Dituduh Pasok Rudal untuk Rusia, AS Jatuhkan Sanksi ke Maskapai Iran

Sebuah pesawat milik Iran Air. Foto: EFE-EPA

Dituduh Pasok Rudal untuk Rusia, AS Jatuhkan Sanksi ke Maskapai Iran

Medcom • 11 September 2024 17:29

London: Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menjatuhkan sanksi baru pada maskapai udara Iran, Iran Air. Sanksi dijatuhkan setelah diduga Teheran memasok rudal balistik ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Langkah ini juga didukung oleh sekutu utama AS di Eropa, yaitu Prancis, Inggris, dan Jerman yang bersama-sama mengutuk tindakan Iran dan berencana memberlakukan sanksi serupa.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dalam konferensi persnya pada Selasa pagi menyebutkan pasokan rudal Iran kepada Rusia sebagai “eskalasi dramatis” dalam konflik tersebut. Dengan menekankan bahwa tindakan ini mengancam keamanan Eropa secara langsung.

Sanksi dan pembatalan perjanjian penerbangan

Selain sanksi ekonomi terhadap Iran Air, ketiga negara Eropa tersebut juga mengumumkan “langkah untuk membatalkan perjanjian layanan bilateral dengan Iran”. Hal ini akan membatasi kemampuan Iran Air untuk ke Eropa dan Inggris karena bagian dari tekanan internasional terhadap Iran.

"Kami telah dengan jelas menyatakan bahwa akan ada langkah-langkah signifikan terhadap Iran jika transfer rudal ini terjadi," demikian pernyataan bersama dari ketiga negara tersebut, yang dikenal dengan sebutan "E3" (Prancis, Inggris, dan Jerman), seperti dikutip CNN, Rabu 11 September 2024.

Sanksi ini tidak hanya menargetkan Iran Air, tetapi juga pejabat dan perusahaan Rusia serta Iran yang terlibat dalam pengiriman senjata. Departemen Keuangan AS juga mengidentifikasi 4 kapal yang digunakan untuk mengirim komponen senjata, termasuk kendaraan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) dan Close-Range Ballistic Missiles (CRBM) dari Iran ke Rusia.

Sementara Menlu Blinken menjelaskan bahwa AS telah membagikan informasi intelijen mengenai transfer senjata ini kepada sekutu dan mitra internasional. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa Teheran merasakan dampak ekonomi yang signifikan atas dukungannya kepada Rusia.

“Siapa pun yang terbukti membantu Rusia, berarti memperpanjang perang dan konflik,“ menurut Blinken.

Dia juga menjelaskan bahwa puluhan personel militer Rusia telah dilatih di Iran untuk menggunakan sistem rudal balistik FATH-360, yang memiliki jangkauan maksimum 120 kilometer. Rudal ini sudah diterima Rusia dan kemungkinan akan segera digunakan di Ukraina dalam beberapa minggu ke depan, menurut Blinken, yang berbicara bersama Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.


Ancaman bagi Ukraina dan Eropa

Rudal-rudal balistik yang dipasok Iran akan memberikan Rusia “kemampuan tambahan” untuk menyerang target di medan perang Ukraina. 

Sehingga, Blinken memperkirakan bahwa rudal-rudal tersebut akan digunakan oleh Rusia dalam beberapa minggu mendatang. Selain rudal, Iran juga telah mengirim ratusan drone ke Rusia, yang digunakan dalam berbagai serangan di Ukraina. 

"Siapa pun yang membantu Rusia, baik dengan memberikan senjata seperti yang dilakukan Iran atau Korea Utara, maupun mendukung industri pertahanan mereka seperti China, sama saja dengan memperpanjang perang dan memicu konflik," tegas Blinken.

Tanggapan Iran

Menanggapi sanksi dan tuduhan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, menyebut tuduhan bahwa Iran menjual rudal balistik ke Rusia sebagai "tidak berdasar dan salah". Ia juga mengecam langkah Eropa dan AS sebagai "terorisme ekonomi" yang akan ditanggapi dengan tindakan yang sepadan oleh Iran.

“Tindakan tiga negara Eropa ini adalah bagian dari kebijakan permusuhan Barat dan tekanan ekonomi terhadap rakyat Iran, dan Iran akan menanggapinya dengan langkah yang setara dan seimbang,” kata Kanani.

“Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tuduhan bahwa Iran telah menjual rudal balistik ke Rusia sama sekali tidak benar dan salah,” tambahnya.

Sementara itu, Blinken menambahkan bahwa hubungan Iran dan Rusia semakin erat, dengan Rusia yang diperkirakan akan memberikan teknologi kepada Iran sebagai imbalan, termasuk dalam bidang nuklir. 

Sehingga Blinken dan Lammy mengatakan mereka akan mengunjungi Kyiv, ibu kota Ukraina, bersama-sama pada akhir minggu ini. Lammy menyebut kunjungan ini sebagai "kunjungan bersama pertama dalam lebih dari 10 tahun." (Nithani Septianingsih)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)