Ciptakan Inovasi SDGs, Tiga Startup RI Dapat Hibah Rp6,8 Miliar

Penyerahan pendanaan katalis untuk ketiga startup. Foto: Istimewa.

Ciptakan Inovasi SDGs, Tiga Startup RI Dapat Hibah Rp6,8 Miliar

Husen Miftahudin • 12 October 2024 10:46

Jakarta: Pada Konferensi Tahunan SDGs dan Festival SDGs di Jakarta, Transform yang merupakan program akselerator dampak (impact accelerator) yang dipimpin oleh Unilever, Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Pemerintah Inggris (UK FCDO), serta Ernst & Young (EY), memberikan hibah sebesar Rp6,8 miliar kepada tiga perusahaan rintisan (startup) Indonesia sebagai bagian dari Transform Bestari Challenge.
 
Transform Bestari Challenge bekerja sama dengan SDGs Financing Hub (Sekretariat Nasional SDGs) yang bertujuan untuk mendorong munculnya startup visioner yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. SDGs Financing Hub berperan penting dalam merekrut dan mengelola proses seleksi para startup yang mendaftar ke program ini sejak akhir Januari 2024.
 
"Kami sangat senang melihat bagaimana SDGs Financing Hub memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Di antaranya, dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia," ucap Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu, 12 Oktober 2024.
 
"Transform menjadi mitra strategis dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Agenda 2030, dengan 17 pembangunan berkelanjutan menjadi jalan untuk masa depan yang lebih sejahtera, adil dan berkelanjutan," jelas Vivi yang juga merupakan Ketua Tim Pelaksana Nasional SDGs menambahkan.


(Ilustrasi pembangunan berkelanjuta. Foto: Medcom.id)
 
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Dominic Jermey mengatakan, pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui Transform berperan penting dalam membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnisnya.
 
Tujuan Pemerintah Inggris sendiri adalah menemukan solusi inovatif yang berdampak positif bagi tantangan global dan meningkatkan potensi untuk berkembang dan berinvestasi lebih lanjut.
 
"Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, kami berharap dapat memperdalam kemitraan di berbagai bidang, termasuk di sektor kesehatan dan pertanian, demi kepentingan masyarakat dan planet kita, sembari membawa kemakmuran dan perdamaian yang berkelanjutan," papar dia.
 

Baca juga: Mendorong UKM dan Startup Terapkan Praktik Pertanian Berkelanjutan
 

Tiga startup peraih dana hibah

 
Adapun, tiga startup yang terpilih dari 137 partisipan menawarkan solusi inovatif untuk melindungi lingkungan, memulihkan alam, serta menyediakan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi.
 
Mereka melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis yang menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai, sebelum kemudian dinyatakan sebagai pemenang oleh tim panel Transform Bestari dari Unilever, UK FCDO, EY Indonesia, dan SDGs Financing Hub.
 
Perusahaan yang terpilih dalam program ini adalah, PT Kudeungoe Sugata, yang mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi, yang juga menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan.
 
Melalui dukungan dari TRANSFORM, Sugata akan lebih mendorong praktik inklusivitas dengan melibatkan lebih banyak perempuan dan pemuda dalam proses produksi, pemasaran, peningkatan efisiensi sumber daya, serta pengurangan emisi karbon.
 
Kemudian Elevarm, yang berinovasi melalui Vermikompos yang mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah kaya nutrisi, inisiatif ini dapat mendorong ekonomi sirkular melalui daur ulang limbah peternakan. Praktik ini bertujuan untuk merevitalisasi kondisi tanah guna meningkatkan produktivitas lahan dan secara signifikan berkontribusi terhadap pertanian berkelanjutan.
 
Dengan dukungan Transform, Elevarm berencana meningkatkan efektivitas proses produksi dan memperluas distribusi produk ke pasar baru. Selain itu, untuk memastikan pasokan bahan baku yang konsisten, Elevarm akan mengembangkan program pemberdayaan peternak sapi untuk berpartisipasi dalam inisiatif pengelolaan limbah peternakan mereka.
 
Ketiga, TeleCTG yang perusahaan teknologi milik Indonesia dan bertujuan merevolusi layanan kesehatan dengan teknologi berbasis telemedicine untuk para ibu di daerah perkotaan maupun pedesaan Indonesia. Proyek Transform mereka akan dilakukan di enam Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk meningkatkan deteksi dini faktor risiko dan meningkatkan kolaborasi antara pusat kesehatan dan rumah sakit rujukan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)