Tiongkok Tegaskan Tak Akan Hentikan Penggunaan Kekuatan Atas Taiwan

Tiongkok tak akan menghentikan penggunaan kekuatan atas Taiwan. (EPA)

Tiongkok Tegaskan Tak Akan Hentikan Penggunaan Kekuatan Atas Taiwan

Marcheilla Ariesta • 16 October 2024 15:50

Beijing: Tiongkok tidak akan berjanji untuk menghentikan penggunaan kekuatan atas Taiwan. Pernyataan keras ini ditujukan untuk campur tangan eksternal dan sebagian kecil separatis.

Kantor Urusan Taiwan Tiongkok mengatakan adanya pernyataan itu pada Rabu, 16 Oktober 2024, menyusul latihan perang terbaru negara itu di sekitar pulau itu.

Tiongkok, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, menggelar latihan skala besar selama sehari di sekitar pulau itu pada Senin. Aksi ini katanya merupakan peringatan terhadap "tindakan separatis" menyusul pidato hari nasional minggu lalu oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te.

"Kami bersedia berjuang untuk prospek reunifikasi damai dengan ketulusan dan usaha yang maksimal," Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Tiongkok, mengatakan pada jumpa pers rutin di Beijing, dilansir dari The Straits Times.

"Tetapi kami tidak akan pernah berkomitmen untuk menghentikan penggunaan kekuatan," kata Chen.

Namun, itu ditujukan untuk campur tangan "kekuatan eksternal" - referensi ke Amerika Serikat dan sekutunya - dan sejumlah kecil separatis Taiwan, bukan sebagian besar rakyat Taiwan.

Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Berbicara kepada wartawan di Taipei pada Rabu sebelumnya, Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Ming-yen mengatakan latihan militer Tiongkok telah menjadi bumerang mengingat kecaman internasional yang ditimbulkannya, terutama dari Washington.

"Latihan militer komunis Tiongkok telah menciptakan efek negatif karena membuat masyarakat internasional lebih mendukung Taiwan," katanya.

Lai, dalam pidatonya pada 10 Oktober, mengatakan Negeri Tirai Bambu tidak memiliki hak untuk mewakili Taiwan. Namun, pulau itu bersedia bekerja sama dengan Beijing untuk memerangi tantangan seperti perubahan iklim, dengan nada tegas dan mendamaikan yang menurut pejabat Taiwan merupakan unjuk niat baik terhadap Beijing.

Chen, juru bicara Tiongkok, mengatakan Lai telah berpegang teguh pada "posisi separatisnya yang keras kepala".

"Tidak ada niat baik yang perlu dibicarakan," tutur Chen.

Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Tiongkok tetapi ditolak.

Militer Tiongkok pada hari Senin membuka kemungkinan latihan militer lebih lanjut di sekitar Taiwan tergantung pada tingkat "provokasi".

Tsai mengatakan pemerintah tetap waspada terhadap tindakan militer lebih lanjut.

"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan apa pun," imbuhnya.

Selama lima tahun terakhir, Tiongkok telah mengirim kapal perang dan pesawat tempur di perairan dan langit di sekitar Taiwan hampir setiap hari.

Pada hari Rabu pagi, dalam pembaruan hariannya tentang aktivitas Tiongkok dalam 24 jam sebelumnya, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi 22 pesawat militer Tiongkok dan lima kapal angkatan laut.

Baca juga: Tiongkok Tegaskan Tak Akan Hentikan Penggunaan Kekuatan Atas Taiwan

Beijing: Tiongkok tidak akan berjanji untuk menghentikan penggunaan kekuatan atas Taiwan. Pernyataan keras ini ditujukan untuk campur tangan eksternal dan sebagian kecil separatis.

Kantor Urusan Taiwan Tiongkok mengatakan adanya pernyataan itu pada Rabu, 16 Oktober 2024, menyusul latihan perang terbaru negara itu di sekitar pulau itu.

Tiongkok, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, menggelar latihan skala besar selama sehari di sekitar pulau itu pada Senin. Aksi ini katanya merupakan peringatan terhadap "tindakan separatis" menyusul pidato hari nasional minggu lalu oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te.

"Kami bersedia berjuang untuk prospek reunifikasi damai dengan ketulusan dan usaha yang maksimal," Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Tiongkok, mengatakan pada jumpa pers rutin di Beijing, dilansir dari The Straits Times.

"Tetapi kami tidak akan pernah berkomitmen untuk menghentikan penggunaan kekuatan," kata Chen.

Namun, itu ditujukan untuk campur tangan "kekuatan eksternal" - referensi ke Amerika Serikat dan sekutunya - dan sejumlah kecil separatis Taiwan, bukan sebagian besar rakyat Taiwan.

Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Berbicara kepada wartawan di Taipei pada Rabu sebelumnya, Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan Tsai Ming-yen mengatakan latihan militer Tiongkok telah menjadi bumerang mengingat kecaman internasional yang ditimbulkannya, terutama dari Washington.

"Latihan militer komunis Tiongkok telah menciptakan efek negatif karena membuat masyarakat internasional lebih mendukung Taiwan," katanya.

Lai, dalam pidatonya pada 10 Oktober, mengatakan Negeri Tirai Bambu tidak memiliki hak untuk mewakili Taiwan. Namun, pulau itu bersedia bekerja sama dengan Beijing untuk memerangi tantangan seperti perubahan iklim, dengan nada tegas dan mendamaikan yang menurut pejabat Taiwan merupakan unjuk niat baik terhadap Beijing.

Chen, juru bicara Tiongkok, mengatakan Lai telah berpegang teguh pada "posisi separatisnya yang keras kepala".

"Tidak ada niat baik yang perlu dibicarakan," tutur Chen.

Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Tiongkok tetapi ditolak.

Militer Tiongkok pada hari Senin membuka kemungkinan latihan militer lebih lanjut di sekitar Taiwan tergantung pada tingkat "provokasi".

Tsai mengatakan pemerintah tetap waspada terhadap tindakan militer lebih lanjut.

"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan apa pun," imbuhnya.

Selama lima tahun terakhir, Tiongkok telah mengirim kapal perang dan pesawat tempur di perairan dan langit di sekitar Taiwan hampir setiap hari.

Pada hari Rabu pagi, dalam pembaruan hariannya tentang aktivitas Tiongkok dalam 24 jam sebelumnya, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi 22 pesawat militer Tiongkok dan lima kapal angkatan laut.

Baca juga: Taiwan Deteksi 153 Pesawat Tempur Tiongkok dalam Periode 25 Jam

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)