Tapanuli Utara Perpanjang Masa Tanggap Darurat Hingga 23 Desember

Operasi pencarian banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Duren, Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan

Tapanuli Utara Perpanjang Masa Tanggap Darurat Hingga 23 Desember

Tulus Sibuea • 9 December 2025 14:46

Tapanuli Utara: Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama 14 hari ke depan, atau hingga 23 Desember 2025. Keputusan ini diambil menyusul kondisi di lapangan yang masih memerlukan penanganan intensif pascabencana.

Perpanjangan ditetapkan oleh Bupati Tapanuli Utara, Jonius TP Hutabarat, dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana yang dihadiri sejumlah lembaga, antara lain BMKG, Badan Geologi, BNPB Sumatra Utara, Basarnas Sumut, dan Polres Tapanuli Utara. Tim Siaga Tanggap Darurat akan terus bekerja untuk pemenuhan kebutuhan dasar warga, perbaikan akses jalan dan jembatan, serta stabilisasi kehidupan sosial ekonomi.

Dalam rapat tersebut, BMKG Cabang Silangit menyampaikan peringatan penting. Prakiraan cuaca hingga Januari 2026 menunjukkan curah hujan sangat tinggi, dengan volume mencapai 234 milimeter. Bibit siklon tropis hingga akhir Desember diprediksi masih berpotensi memengaruhi wilayah Sumatera, termasuk Tapanuli.
 


Berdasarkan prakiraan ini, potensi banjir dengan kategori menengah mengancam kawasan Pahae, dan kategori rendah di Tarutung. Untuk bulan Januari 2026, seluruh kawasan Tapanuli Utara berpotensi mengalami banjir kategori menengah. Kondisi ini juga meningkatkan risiko tanah longsor, khususnya di daerah pegunungan.

Informasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM turut mengonfirmasi kerawanan. Potensi longsor susulan dan pergerakan tanah masih tinggi akibat kondisi batuan yang hancur di sekitar jalur patahan atau sesar. Wilayah seperti Adiankoting, Parmonangan, dan Pahae masuk dalam zona merah dengan potensi gerakan tanah tinggi.


Satgas Gulbencal Kodam I/Bukit Barisan mengirimkan paket bantuan untuk warga terdampak bencana di Tapanuli Utara yang masih terisolasi melalui airdrop. (Foto: Dispenad)

Menanggapi kondisi tersebut, Bupati Jonius TP Hutabarat mengungkapkan masih adanya kendala akses. “Hingga saat ini masih ada enam desa yang masih terisolir. Akses jalan menuju keenam desa belum bisa dibuka,” ujarnya.

Perpanjangan status darurat ini menjadi langkah antisipasi untuk mengonsolidasikan seluruh sumber daya dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan berlanjut, sekaligus mempercepat upaya pemulihan dan pembukaan akses menuju wilayah yang masih terisolasi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Whisnu M)