Ilustrasi suku bangsa Indonesia. (Dok. Pemprov Jambi)
Riza Aslam Khaeron • 18 December 2025 14:49
Jakarta: Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemajemukan yang sangat tinggi, terutama dalam hal suku bangsa. Dari ribuan kelompok etnis yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, sebagian memiliki populasi yang dominan secara nasional.
Meski demikian, belum banyak masyarakat yang mengetahui secara pasti suku-suku mana saja yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Topik tersebut bisa dikonfirmasi melalui hasil data sensus pemerintah.
Berdasarkan data resmi dari Sensus Penduduk 2010 (SP2010) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), identitas suku bangsa dikelompokkan untuk memudahkan analisis terhadap lebih dari 1.300 jenis suku yang ada.
BPS menyederhanakan klasifikasi ini ke dalam 31 kategori kelompok suku bangsa. Dari pengelompokan tersebut, 10 kelompok berikut tercatat sebagai suku bangsa dengan jumlah penduduk terbesar secara nasional:
1. Jawa
Suku Jawa berjumlah 95.217.022 jiwa (40,22%) dari total penduduk Indonesia dan merupakan kelompok etnis terbesar di Indonesia. Konsentrasinya berada di Pulau Jawa, tetapi penyebarannya telah meluas hingga ke berbagai provinsi lain melalui program transmigrasi dan urbanisasi.
Dalam klasifikasi SP2010, kelompok ini juga mencakup subkelompok seperti Osing, Tengger, Samin, Bawean/Boyan, Naga, dan Nagaring.
Bahasa daerah suku ini adalah Bahasa Jawa, yang dikenal memiliki banyak dialek dan sistem tingkat tutur yang kompleks, mencerminkan struktur sosial masyarakatnya serta nilai-nilai kesopanan yang dijunjung tinggi dalam komunikasi.
2. Sunda
Suku Sunda tercatat sebanyak 36.701.670 jiwa (15,50%) dan secara geografis mendominasi wilayah Jawa Barat serta sekitarnya. Bahasa Sunda menjadi salah satu pilar identitas mereka, dengan dialek yang bervariasi antar wilayah.
Budaya Sunda dikenal kental dengan nilai kesopanan, kearifan lokal, dan ekspresi seni seperti angklung, degung, dan wayang golek. Kehidupan masyarakat Sunda sangat dipengaruhi oleh hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas lokal.
3. Batak
Suku Batak berjumlah 8.466.969 jiwa (3,58%) dan berasal dari kawasan Sumatra Utara. Batak terdiri dari beberapa subkelompok besar seperti Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak Dairi, Angkola, dan Tapanuli.
Masing-masing memiliki bahasa daerah, adat, dan sistem kekerabatan sendiri, namun umumnya menggunakan marga sebagai penanda identitas sosial dan genealogis. Tradisi adat Batak menekankan pada nilai kekeluargaan, musyawarah, serta ritual adat yang diwariskan lintas generasi.
4. Suku asal Sulawesi lainnya
Kategori “Suku asal Sulawesi lainnya” mencakup 7.634.262 jiwa (3,22%) dan terdiri dari ratusan kelompok etnis yang berasal dari Sulawesi, di luar suku besar seperti Bugis, Makassar, Minahasa, dan Gorontalo.
Beberapa suku yang termasuk dalam kategori ini antara lain Mandar, Bajau, Kaili, Banggai, Bungku, Tobungku, dan Bada. Mereka tersebar di berbagai kabupaten di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Keanekaragaman ini juga tercermin dalam bahasa, struktur sosial, dan sistem kepercayaan lokal. Bahasa Indonesia menjadi penghubung antar kelompok, namun bahasa daerah tetap bertahan sebagai alat komunikasi komunitas dan simbol identitas
budaya.
5. Madura
Suku Madura berjumlah 7.179.356 jiwa (3,03%) dan berasal dari Pulau Madura serta wilayah pesisir utara Jawa Timur. Bahasa Madura, dengan beberapa variasi dialek, menjadi bahasa utama dalam keseharian.
Suku ini dikenal luas karena etos kerja yang kuat, semangat berdagang, serta struktur sosial yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan kehormatan. Dalam beberapa dekade terakhir, populasi Madura juga banyak tersebar di Kalimantan, Papua, dan kawasan transmigrasi lainnya.
6. Betawi
Suku Betawi berjumlah 6.807.968 jiwa (2,88%) dan identik dengan masyarakat asli Jakarta. Identitas Betawi terbentuk dari akulturasi berbagai kelompok etnis seperti Jawa, Sunda, Melayu, Arab, Tionghoa, hingga Eropa sejak masa kolonial Batavia.
Bahasa Betawi adalah turunan dari bahasa Melayu yang telah bercampur dengan kosakata berbagai bahasa lain. Budaya Betawi ditandai dengan tradisi seperti lenong, ondel-ondel, dan tanjidor, serta kekhasan dalam makanan seperti kerak telor dan soto Betawi.
7. Minangkabau
Suku Minangkabau berjumlah 6.462.713 jiwa (2,73%) dan berasal dari Sumatra Barat. Ciri khas suku ini adalah sistem kekerabatan matrilineal, di mana garis keturunan ditarik dari pihak ibu, sebuah keunikan dalam
budaya Indonesia.
Bahasa Minangkabau memiliki banyak varian lokal, dan
budaya merantau menjadi salah satu elemen penting dalam dinamika sosial Minangkabau. Diaspora Minang tersebar di berbagai kota besar Indonesia, dengan peran signifikan di bidang pendidikan, ekonomi, dan kuliner.
8. Bugis
Suku Bugis berjumlah 6.359.700 jiwa (2,69%) dan berasal dari wilayah Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis digunakan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun banyak penuturnya juga fasih berbahasa Makassar dan Indonesia.
Bugis memiliki sejarah panjang sebagai pelaut ulung dan pedagang, serta dikenal memiliki sistem nilai yang berlandaskan siri' (harga diri) dan pacce (empati). Budaya Bugis juga mencakup tradisi sastra lontara, pernikahan adat, serta struktur sosial berdasarkan kebangsawanan.
9. Melayu
Suku Melayu berjumlah 5.365.399 jiwa (2,27%) dan tersebar luas di pesisir Sumatra, Kalimantan, dan sebagian wilayah Indonesia bagian barat lainnya. Dalam SP2010, kategori ini mencakup berbagai subkelompok seperti Melayu Riau, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Melayu Deli, dan Melayu Bangka.
Bahasa Melayu memiliki banyak dialek dan menjadi dasar dari perkembangan bahasa Indonesia modern.
Budaya Melayu sangat lekat dengan adat istiadat, seni sastra, musik tradisional, dan nilai-nilai Islam sebagai basis moral dan sosial.
10. Suku asal Sumatra Selatan
Kategori “Suku asal Sumatra Selatan” berjumlah 5.119.581 jiwa (2,16%) dan mencakup berbagai kelompok seperti Komering, Ogan, Musi, Palembang, Besemah, Lematang, Semendo, Kubu, dan Muko-Muko.
Mereka memiliki kekhasan
budaya dan bahasa masing-masing, namun secara administratif dikelompokkan dalam satu kategori karena keterkaitan geografis dan historis. Bahasa daerah yang digunakan sangat beragam, dengan dialek-dialek yang bercampur dengan bahasa Melayu.
Identitas kedaerahan dan struktur adat masih memainkan peran penting dalam kehidupan sosial masyarakat di wilayah ini.
Jika digabungkan, sepuluh kelompok terbesar ini mencakup sekitar 78,28% dari total populasi Indonesia yang tercatat dalam SP2010, yaitu sebanyak 236.728.379 jiwa. Data ini merupakan hasil kategorisasi kelompok suku bangsa, bukan pencatatan satu per satu terhadap setiap suku secara spesifik.