Gen Z Diajak Lestarikan Budaya Lewat Permainan Tradisional

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mencoba permainan tradisional. Istimewa

Gen Z Diajak Lestarikan Budaya Lewat Permainan Tradisional

Al Abrar • 7 December 2025 11:12

Jakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie menggelar Festival Seni Budaya Bakrie Valskrie 2025 bertema “Gebyar Dolan: Mari Tong Lestarikan!” di Kampus Plaza Festival. Kegiatan ini menampilkan tujuh permainan tradisional Nusantara dan melibatkan ratusan mahasiswa serta peserta dari berbagai sekolah menengah atas.

Valskrie menjadi agenda tahunan mahasiswa sebagai proyek akhir mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya. Seluruh kegiatan dirancang dan dijalankan langsung oleh mahasiswa sebagai bagian dari metode pembelajaran berbasis pengalaman yang diusung Universitas Bakrie melalui tagline “Experience The Real Things”. Tahun ini, fokus permainan tradisional dipilih sebagai respons atas kebiasaan Gen Z yang dinilai lebih dekat dengan gim digital.

Pengunjung festival dapat mencoba permainan seperti Patah Kaleng, Engklek, Boi-Boian, Bola Bekel, Lompat Karet, Kerajinan Kulit Jeruk, dan Rangku Alu. Selain menghibur, permainan tersebut dinilai menumbuhkan interaksi sosial, kreativitas, serta kerja sama antarpeserta.

Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, mengapresiasi langkah mahasiswa Universitas Bakrie dalam menjaga tradisi Nusantara.

“Permainan tradisional adalah warisan budaya. Melalui festival ini, kalian ikut berkontribusi dalam pelestarian budaya bangsa,” ujarnya.

Ia menilai Gen Z memiliki peran strategis dalam mempromosikan tradisi melalui media sosial. “Banyak hal bisa mendunia karena konten digital. Peluang permainan tradisional untuk kembali populer ada di tangan kalian.”

Ketua acara Valskrie 2025, Ruth Putryani Saragih, menyampaikan bahwa persiapan dilakukan sejak awal semester.

“Kami ingin peserta merasakan interaksi sosial yang nyata: bertemu, berkomunikasi, dan tertawa bersama melalui permainan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Suharyanti, menegaskan bahwa festival ini merupakan penerapan metode experiential learning di lingkungan kampus.

“Mahasiswa belajar tidak hanya lewat teori, tetapi juga melalui praktik langsung dalam konteks budaya,” tegasnya.

Dua peserta dari jenjang SMA, Archaesa dan Agfany, mengaku festival memberikan pengalaman baru bagi mereka.

“Biasanya waktu kami lebih banyak untuk media sosial. Ternyata permainan tradisional fun dan bikin kami makin dekat satu sama lain,” ungkap keduanya.

Melalui Valskrie 2025, Universitas Bakrie berharap generasi muda semakin mengenal, memainkan, dan melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia. Kolaborasi antar mahasiswa, pemerintah, dan pelajar dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat dilakukan secara kreatif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Al Abrar)