Dampak Banjir Tiongkok, Harga Beras Global Bisa Naik

Beras. Foto: Unsplash.

Dampak Banjir Tiongkok, Harga Beras Global Bisa Naik

Arif Wicaksono • 19 August 2023 11:31

Shanghai: Pasar beras global dapat mengalami tekanan lebih lanjut karena produsen beras terkemuka dunia, Tiongkok, bergulat dengan risiko hujan lebat dan banjir.

"Hujan lebat di wilayah timur laut penghasil biji-bijian Tiongkok  yang akan mengurangi hasil panen kemungkinan akan memberikan tekanan pada harga beras global yang sudah tinggi," kata Fitch Ratings dikutip dari CNCB International, Sabtu, 19 Agustus 2023.

Tiongkok adalah produsen beras terbesar di dunia, dan tingkat siaga banjir dinaikkan untuk tiga provinsi yang menyumbang 23 persen  dari produksi beras negara itu yakni Mongolia Dalam, Jilin dan Heilongjiang.

Ekonomi terbesar kedua di dunia itu alami banjir dahsyat dalam beberapa pekan terakhir. Topan Doksuri adalah salah satu badai terburuk yang melanda Tiongkok Utara dalam beberapa tahun, dengan ibu kota Beijing dihantam oleh curah hujan terberat dalam 140 tahun.

Fitch menunjukkan bahwa banyak area produksi biji-bijian utama di ketiga provinsi tersebut terkena dampak hujan lebat dan sisa-sisa Topan Doksuri, dan mereka akan menghadapi banjir lain saat Topan Khanun bergerak ke utara.

Ladang gandum basah yang dihasilkan akan mengurangi hasil panen tahun ini, kata laporan Fitch, meskipun kerusakan sepenuhnya belum jelas.

“Ini akan mengangkat harga biji-bijian domestik Tiongkok dan kemungkinan mendorong impor yang lebih tinggi di 2H23 untuk sebagian mengimbangi potensi kehilangan hasil,” kata perusahaan pemeringkat kredit tersebut.
 
Fitch menambahkan negara tersebut mungkin perlu mengimpor lebih banyak beras jika panennya sendiri gagal, dan itu dapat mendorong harga beras dunia lebih tinggi lagi.

Harga beras global

Menurut Indeks Harga Semua Beras Organisasi Pangan dan Pertanian, harga beras global telah naik ke level tertinggi dalam hampir 12 tahun.

Pengamat pasar lainnya memperkirakan harga beras lebih tinggi setelah India melarang ekspor beras putih non-basmati bulan lalu, dan Thailand mendesak petani untuk menanam lebih sedikit beras dalam upaya menghemat air akibat curah hujan yang rendah.

India, yang menyumbang lebih dari 40 persen perdagangan beras global, melarang ekspor beras putih non-basmati pada 20 Juli, karena pemerintah berupaya mengatasi melonjaknya harga pangan dalam negeri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)