ADB Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di Asia Pasifik Jadi 4,7%

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

ADB Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di Asia Pasifik Jadi 4,7%

Annisa Ayu Artanti • 20 September 2023 10:34

Manila: Laporan Asian Development Bank (ADB) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Asia dan Pasifik diperkirakan akan tetap kuat meskipun dihadapkan dengan berbagai risiko.

Menurut Asian Development Outlook (ADO) September 2023, Rabu, 20 September 2023, negara-negara berkembang di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 4,7 persen tahun ini. Proyeksi itu sedikit menurun dari proyeksi sebelumnya yaitu 4,8 persen. Sementara, proyeksi pertumbuhan untuk tahun depan dipertahankan pada 4,8 persen.
 
Pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik cukup optimistis pada paruh pertama tahun ini, didorong oleh permintaan domestik yang sehat dan pembukaan kembali pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), meskipun prospek global yang lebih lemah mengurangi permintaan ekspor.

Selain itu, faktor pendongkrak lainnya adalah pariwisata yang pulih, sektor jasa yang tangguh, transfer uang yang sehat ke dalam wilayah tersebut, dan membaiknya kondisi keuangan. Semuanya membantu mendukung aktivitas ekonomi, dan inflasi menurun di sebagian besar negara setelah mencapai puncaknya tahun lalu.

Baca juga: Luhut: Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Capai 6% pada 2025

Namun, pelemahan di sektor properti RRT membebani prospek regional. Suku bunga global yang tinggi telah meningkatkan risiko ketidakstabilan keuangan.

Gangguan pasokan sporadis dari invasi Rusia yang terus berlanjut ke Ukraina, pembatasan ekspor, dan meningkatnya risiko kekeringan dan banjir yang disebabkan oleh El Nino dapat sekali lagi memicu kenaikan harga pangan dan menantang ketahanan pangan.

"Negara-negara berkembang di Asia terus tumbuh dengan kuat, dan tekanan inflasi mulai berkurang. Beberapa bank sentral di kawasan ini telah mulai menurunkan suku bunga, yang akan membantu mendorong pertumbuhan. Namun, pemerintah tetap harus waspada terhadap berbagai risiko yang dihadapi kawasan ini. Pelemahan pasar properti di RRT masih menjadi perhatian. Peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dan dampak El Nino mengingatkan kita bahwa ekonomi harus bekerja sama untuk membangun ketahanan dan melindungi mereka yang paling rentan," jelas Kepala Ekonom ADB Albert Park. 

Inflasi di negara Asia-Pasifik

Inflasi di negara-negara berkembang Asia dan Pasifik diperkirakan akan mencapai 3,6 persen tahun ini, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,2 persen.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya inflasi di RRT, seiring dengan stabilnya harga pangan dan energi. Perkiraan inflasi untuk tahun depan adalah 3,5 persen.

Di antara sub-kawasan Asia yang sedang berkembang, proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara dipangkas menjadi 4,6 persen tahun ini dari proyeksi sebelumnya 4,7 persen, karena permintaan ekspor yang lebih lemah.

Proyeksi untuk Asia Selatan juga diturunkan sebesar 0,1 poin persentase, menjadi 5,4 persen, meskipun tetap menjadi subkawasan dengan pertumbuhan tercepat, berkat investasi dan konsumsi yang kuat.

Sedangkan untuk prospek untuk Asia Timur dipangkas menjadi 4,4 persen dari 4,6 persen dengan RRT sekarang diperkirakan akan tumbuh 4,9 persen tahun ini, dari 5,0 persen di April.

Perkiraan pertumbuhan juga dinaikkan untuk Kaukasus dan Asia Tengah, serta Pasifik.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)