ilustrasi vaksinasi. Medcom.id/Christian
Media Indonesia • 3 July 2023 06:40
Jakarta: Epidemiolog sekaligus Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko menilai efikasi dari vaksinasi covid-19 harus diteliti kembali.
"Memang kalau vaksin yang dibuat dari virus asli efikasinya akan menurun karena tidak semua genetiknya sama. Kemudian vaksin efikasinya menurun dan apabila efikasi di seseorang turun maka vaksin tersebut tidak efektif melawan virus yang bermutasi," kata Tri Yunis saat dihubungi, Minggu, 2 Juli 2023.
Sehingga, menurutnya, sebaiknya kalau vaksinnya bermutasi maka 1 tahun atau 1,5 tahun vaksinnya harus dievaluasi sehingga apakah vaksin itu masih efektif atau tidak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan anak, lansia, kelompok komorbid, tenaga kesehatan menjadi prioritas untuk diberikan vaksin. Selain vaksinnya yang perlu dievaluasi kalau belum ada vaksin baru, maka tidak masalah jika diberikan vaksin yang ada meskipun efikasinya turun tapi tetap meningkatkan imunitas pada lansia.
"Walaupun kita memberikan kepada 100 lansia dan bila ternyata misalnya efikasinya turun 56 persen ya 56 orang yang mendapatkan kekebalan tapi sisanya tidak mendapatkan kekebalan. Itu merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kekebalan pada orang tua," ujarnya.
Studi harus dilakukan apakah vaksinnya masih efektif atau tidak. Sehingga pemerintah bisa evaluasi vaksinnya bisa digunakan atau tidak. Di sisi lain masyarakat juga perlu paham studi vaksin memang perlu waktu yang cukup lama dan perusahaan vaksin pasti perlu pertimbangan apakah perlu studi lanjutan atau tidak.
"Menurut saya saat ini kita tapi sebaiknya studi harus segera dilakukan," ungkap dia. (M Iqbal Al Machmudi)