Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Atalya Puspa • 30 June 2023 23:20
Jakarta: Gempa bumi yang terjadi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi pengingat bahwa zona subduksi Selatan Jawa masih aktif. Artinya, gempa dengan kekuatan besar masih potensial terjadi.
"Wilayah DIY merupakan kawasan yang kompleks karena dari laut dan darat memiliki sumber gempa," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers, Jumat, 30 Juni 2023.
Ia mengungkapkan berdasarkan catatan sejarah, sudah 12 kali gempa besar yang diakibatkan zona subduksi Selatan Jawa. Terakhir ialah pada 2 September 2009, dengan kekuatan 7,8 magnitudo.
"Dari laut ada zona subduksi yang memiliki potensi magnitudo target mencapai 8,7 dan di daratan terdapat Sesar Opak yang memiliki magnitudo target 6,6," ujarnya.
Sejarah juga mencatat terjadi delapan kali tsunami di Selatan Jawa. Yakni pada 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994 dan 2006.
"Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa dan tsunami di Selatan Yogyakarta dan Selatan Jawa pada umumnya," ujar dia.
Daryono mengatakan BMKG telah melakukan serangkaian edukasi untuk memberikan bekal bagi masyarakat menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami. Beberapa yang sudah dilakukan ialah sekolah lapangan gempa pada 2015, 2016, 2020.
Kemudian, pada 2021 juga dilakukan edukasi di sekolah mengenai gempa bumi di Kulonprogo. Edukasi gempa bumi di Bandara Internasional Yogyakarta juga dilakukan pada 2022.
"Ini merupakan upaya BMKG dalam meningkatkan kapasitas untuk menghadapi gempa dan tsunami," ungkap dia.