Soal Pertemuan Myanmar di Thailand: ASEAN Punya Aturan Main yang Harus Diperhatikan

Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI untuk Diplomasi Kawasan, Ngurah Swajaya (tengah) dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 19 Juni 2023. (Medcom.id / Marcheilla Ariesta)

Soal Pertemuan Myanmar di Thailand: ASEAN Punya Aturan Main yang Harus Diperhatikan

Marcheilla Ariesta • 19 June 2023 21:32

Jakarta: Pertemuan informal dialog damai yang diinisiasi Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai mendapat banyak kecaman. Pertemuan ini dinilai tidak menghormati prinsip kesatuan ASEAN. 

Ada yang mengatakan, pertemuan tersebut melangkahi Indonesia sebagai ketua ASEAN dan menyalahi mandat 5 poin konsensus (5PC) yang disepakati ASEAN. 

Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI untuk Diplomasi Kawasan, Ngurah Swajaya mengatakan, pendekatan Thailand hanya dengan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik politik di Myanmar, bisa menyalahi mandat Konsensus Lima Poin ASEAN.

"Kalau satu negara melakukan inisiatif, ya silakan saja, itu hak negara itu. Tetapi kalau bicara dalam konteks ASEAN, kita punya aturan main yang harus diperhatikan," ucap Ngurah dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 19 Juni 2023. 

Pernyataan Ngurah merujuk pada 5PC yang merupakan keputusan bersama pemimpin ASEAN, termasuk Myanmar di dalamnya. 

"Dalam satu organisasi kalau ada perdebatan atau perbedaan pendapat itu hal biasa, tetapi harus dilihat bahkan dalam KTT Labuan Bajo yang lalu ada kesepakatan di antara para pemimpin ASEAN bahwa Konsensus Lima Poin masih menjadi acuan," tutur Ngurah. 

Menurut Ngurah, ASEAN mengedepankan solusi inklusif dan berjangka panjang untuk Myanmar. Solusi itu, kata Ngurah, harus Myanmar-led Myanmar-own.

"Salah satu mandat ini jelas melakukan pendekatan dengan semua pemangku kepentingan, dan mendorong dialog inklusif nasional di Myanmar dapat dilakukan. 

"Penyelesaian inklusif menjadi satu-satunya cara agar dialog yang tercipta di Myanmar berkelanjutan dan berjangka panjang," terangnya. 

Terkait pertemuan di Thailand, Ngurah menyebutkan, Indonesia diundang. Namun, Indonesia memilih tidak datang. Ia tidak mau berkomentar terkait alasannya. 

Thailand ingin Myanmar tidak diisolasi 

"Kami melakukannya dengan transparansi. Myanmar mengganti menteri luar negerinya, kita harus mendengarkan dia. Tanpa dialog (dengan junta Myanmar), bagaimana kita bisa menemukan jalan keluar?" kata Don terkait pertemuan tersebut. 

Ia mengatakan, pemerintah telah menjelaskan kepada negara-negara anggota ASEAN bahwa mereka tidak bertindak atas nama organisasi kawasan atau ketua ASEAN, tetapi Thailand tetap mendukung pekerjaan ketua ASEAN. 

Thailand menjadi tuan rumah pertemuan yang ditujukan untuk melibatkan kembali ASEAN dengan junta Myanmar. 

Pertemuan di Pattaya pada 18-19 Juni 2023 itu mengundang para menteri luar negeri ASEAN, dan dihadiri oleh menteri luar negeri yang ditunjuk junta Myanmar, Than Swe. Namun, tidak ada menlu ASEAN yang hadir dalam pertemuan itu, termasuk menteri luar negeri Indonesia. 

Selain Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya, Thailand juga mengundang negara tetangga seperti India dan Tiongkok.

Baca juga: Thailand Buat Pertemuan Informal dengan Junta, APHR: Hina Persatuan ASEAN

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)