Kemarahan Warga Tangerang Disebut Ekspresi Masyarakat Atas Kelangkaan Gas

Wakil Ketua I DPRD Kota Tangerang, Andri S Permana (tengah). Foto: Dok pribadi

Kemarahan Warga Tangerang Disebut Ekspresi Masyarakat Atas Kelangkaan Gas

Wandi Yusuf • 5 February 2025 07:51

Tangerang: Efendi, seorang warga Tangerang, Banten, yang marah kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia disebut sebagai luapan ekspresi masyarakat secara umum. Masyarakat resah atas kebijakan distribusi elpiji 3 kilogram (kg).

"Itu adalah reaksi yang mewakili seluruh masyarakat yang terdampak dari penerapan kebijakan yang serampangan," kata Wakil Ketua I DPRD Kota Tangerang, Andri S Permana, melalui keterangan tertulis, Rabu, 5 Februari 2025.

Andri juga menyoroti penerapan kebijakan redistribusi gas elpiji bersubsidi tanpa disertai perencanaan yang matang, justru menimbulkan keresahan. Bahkan, bisa memantik konflik yang meluas.

"Ini harus menjadi catatan bagi pemerintah pusat karena telah menimbulkan keresahan di masyarakat yang berdampak munculnya potensi konflik," kata dia.

Andri mengapresiasi gerak cepat Presiden Prabowo Subianto melalui Sufmi Dasco Ahmad yang telah mengumumkan pembatalan kebijakan tersebut. "Harapan kami menjalang bulan suci Ramadan tidak ada lagi kegaduhan yang ditimbulkan dari kebijakan yang prematur," kata Andri.
 

Baca: 

Bahlil Diomeli Warga soal Gas 3 Kg Langka


Efendi, seorang warga Kota Tangerang, Banten, meluapkan kekesalan kepada Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat meninjau ke pangkalan LPG di Cibodas, Kota Tangerang. Efendi menilai kebijakan Menteri Bahlil menyusahkan.

"Ini masyarakatmu, kami kesulitan mencari gas. Bapak (Bahlil) punya alat untuk bertindak, tapi jangan rakyat yang harus dikorbankan," tegas Efendi sembari membawa tabung gas kosong, Selasa, 4 Februari 2025.

Efendi meluapkan emosinya itu lantaran telah dua pekan sulit mendapatkan gas subsidi di pengecer. Selain itu, dia pun harus menyertakan kartu identitas untuk mendapatkan gas melon.

Bahlil menjawab keluhan Efendi. Menurut Bahlil, kebijakan yang diambilnya itu agar masyarakat membeli gas 3 kg tidak lebih dari Rp20 ribu.

Bahlil memastikan pengecer telah diaktifkan kembali dan menjadi sub-pangkalan. Hal itu bertujuan agar harganya dapat dikontrol oleh pemerintah.

"Yang penting penjelasan saya tujuan negara begitu ya, Pak. Kita ingin Bapak dapat dengan harga yang baik. Semua kita layani. Tidak ada kelangkaan," ujar Bahlil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Wandi Yusuf)