Penemuan Kuburan Massal di Libya, PBB Mengaku Terkejut

Ilustrasi: Medcom.id

Penemuan Kuburan Massal di Libya, PBB Mengaku Terkejut

Fajar Nugraha • 11 February 2025 10:22

Jenewa: Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Senin 10 Februari 2025 menyampaikan keterkejutannya atas penemuan dua kuburan massal di Libya yang berisi puluhan jasad migran.

Dalam pernyataan resminya, badan PBB tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 19 jasad ditemukan di Jikharra, sekitar 440 kilometer tenggara Benghazi, dengan beberapa di antaranya mengalami luka tembak. Selain itu, sedikitnya 30 jasad lainnya ditemukan di sebuah kuburan massal di gurun Al-Kufra di bagian tenggara Libya. Diperkirakan jumlah korban di lokasi kedua dapat mencapai 70 orang.

Hingga kini, identitas serta kewarganegaraan para korban belum dapat dipastikan. IOM menjelaskan bahwa kuburan tersebut ditemukan setelah pihak kepolisian melakukan penggerebekan untuk menyelamatkan ratusan migran dari jaringan perdagangan manusia.

"Kehilangan nyawa ini menjadi pengingat tragis akan bahaya yang dihadapi para migran dalam perjalanan mereka yang penuh risiko," ujar Nicoletta Giordano, Kepala Misi IOM Libya. 

"Terlalu banyak migran yang mengalami eksploitasi berat, kekerasan, dan penyalahgunaan sepanjang perjalanan mereka, sehingga perlindungan hak asasi manusia harus menjadi prioritas utama," tambahnya, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Selasa 11 Februari 2025. 

IOM juga mengapresiasi upaya otoritas Libya dalam menyelidiki kasus ini dan mendesak mereka untuk "memastikan pemulihan jasad yang bermartabat, identifikasi korban, serta pemulangan jenazah ke keluarga mereka dengan pemberitahuan dan pendampingan yang layak."

Maret tahun lalu, otoritas Libya juga menemukan 65 jasad migran dalam sebuah kuburan massal di wilayah barat daya negara itu.

Berdasarkan data proyek "Missing Migrants" IOM, dari 965 kasus kematian dan orang hilang yang tercatat di Libya sepanjang tahun 2024, lebih dari 22% terjadi di jalur darat.

"IOM mendesak semua pemerintah dan otoritas di sepanjang jalur migrasi untuk memperkuat kerja sama regional dalam melindungi dan menjaga keselamatan para migran, tanpa memandang status mereka, di setiap tahap perjalanan mereka," kata pernyataan resmi badan tersebut.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)