Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas. Foto: dok Xinhua/Xie E.
Ade Hapsari Lestarini • 23 April 2025 09:41
Washington: Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan globalnya pada 2025 menjadi 2,8 persen pada Selasa waktu setempat. Menurut Prospek Ekonomi Dunia (WEO) terbaru, penurunan 0,5 poin persentase ini cukup besar dari proyeksi Januari.
"Sejak rilis pembaruan WEO Januari, serangkaian langkah tarif baru oleh Amerika Serikat dan tindakan balasan oleh mitra dagang telah diumumkan dan dilaksanakan, yang berakhir dengan tarif AS yang hampir universal pada 2 April dan membawa tingkat tarif efektif ke tingkat yang tidak pernah terlihat dalam satu abad," kata laporan itu.
Terkait tarif yang merupakan kejutan negatif ini, IMF mengatakan ketidakpastian yang menyertai langkah-langkah ini berdampak negatif pada aktivitas ekonomi dan prospeknya.
"Sistem ekonomi global yang telah dijalankan sebagian besar negara selama 80 tahun terakhir sedang diatur ulang, mengantar dunia ke era baru. Aturan yang ada ditantang sementara aturan baru belum muncul," kata Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam sebuah konferensi pers, dilansir Xinhua, Rabu, 23 April 2025.
Berdasarkan prakiraan referensi yang menggabungkan informasi per 4 April, pertumbuhan global diproyeksikan turun menjadi 2,8 persen pada 2025 dan tiga persen pada 2026. Proyeksi ini turun dari 3,3 persen untuk kedua tahun tersebut dalam Pembaruan WEO Januari, dan jauh di bawah rata-rata historis (2000-2019) sebesar 3,7 persen, menurut WEO terbaru.
Pertumbuhan ekonomi AS diprediksi melambat
Pertumbuhan di Amerika Serikat diperkirakan melambat menjadi 1,8 persen, 0,9 poin persentase lebih rendah dibandingkan proyeksi dalam Pembaruan WEO Januari. Hal ini karena ketidakpastian kebijakan yang lebih besar, ketegangan perdagangan, dan momentum permintaan yang lebih lemah.
Sedangkan pertumbuhan kawasan Euro diproyeksikan sebesar 0,8 persen pada 2025, 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Januari.
Sementara pertumbuhan di negara-negara ekonomi maju diproyeksikan sebesar 1,4 persen pada 2025. Sementara di negara-negara pasar berkembang dan negara-negara ekonomi berkembang, pertumbuhan diperkirakan melambat menjadi 3,7 persen pada 2025.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas (kedua dari kiri). Foto: dok Xinhua/Xie E.
Laporan tersebut juga mencatat meningkatnya risiko penurunan mendominasi prospek. Meningkatnya perang dagang, bersama dengan ketidakpastian kebijakan perdagangan yang lebih tinggi, dapat semakin mengurangi pertumbuhan jangka pendek dan jangka panjang. Sementara penyangga kebijakan yang terkikis melemahkan ketahanan terhadap guncangan di masa mendatang.
"Sikap kebijakan yang berbeda dan berubah dengan cepat atau sentimen yang memburuk dapat memicu penetapan harga ulang aset lebih lanjut dan penyesuaian tajam dalam nilai tukar mata uang asing dan arus modal, terutama bagi negara-negara yang sudah menghadapi tekanan utang. Ketidakstabilan keuangan yang lebih luas dapat terjadi, termasuk kerusakan pada sistem moneter internasional," jelas dia.
Rekomendasi kebijakan IMF
Gourinchas mengatakan IMF menyerukan kehati-hatian dan peningkatan kolaborasi. Menurut dia, prioritas pertama seharusnya memulihkan stabilitas kebijakan perdagangan dan membentuk pengaturan yang saling menguntungkan.
"Ekonomi global membutuhkan sistem perdagangan yang jelas dan dapat diprediksi yang mengatasi kesenjangan yang sudah berlangsung lama dalam aturan perdagangan internasional, termasuk penggunaan hambatan nontarif yang meluas atau tindakan lain yang mendistorsi perdagangan," kata dia.