Abdul Rifa'i, nelayan asal Pulau Sakala Sumenep, ditemukan selamat setelah lima hari di tengah laut. (Basarnas Surabaya)
Sumenep: Seorang nelayan asal Pulau Sakala, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, bernama Abdul Rifa’i, 35, ditemukan dalam keadaan selamat. Abdul lima hari terombang-ambing di laut lepas.
Korban ditemukan oleh warga Pulau Sepanjang, Kabupaten Sumenep, sekitar pukul 00.30 WIB, Jumat, 24 Oktober 2025. Abdul dinyatakan hilang sejak Senin, 20 Oktober 2025.
"Kami mendapat laporan dari warga bahwa ada seorang nelayan terdampar di pesisir Pantai Dusun Pelat, Desa Tanjung, Pulau Sepanjang. Setelah dicek, ternyata benar korban yang kami cari,” kata Koordinator Pos SAR Sumenep, Bambang Sumantri, Jumat, 24 Oktober 2025.
Abdul Rifa'i, nelayan asal Pulau Sakala Sumenep, ditemukan selamat setelah lima hari di tengah laut. (Basarnas Surabaya)
Menurut kesaksian korban, tragedi bermula saat ia melaut pada Minggu dini hari, 19 Oktober 2025. Di tengah perjalanan, perahunya diserang hiu hingga mengalami kerusakan parah dan terbalik. Tak punya pilihan lain, Rifa’i berusaha bertahan hidup dengan berenang mengikuti arus laut, tanpa makanan maupun minum selama lima hari penuh.
"Pak Rifa’i ini mengatakan perahunya dihantam ikan hiu. Ia lalu berpegangan pada bagian perahu yang masih terapung, dan mengikuti arus hingga akhirnya terdampar di Pulau Sepanjang,” kata Bambang.
Mendapat laporan hilangnya korban, tim gabungan Basarnas, Polairud, KSOP, dan masyarakat nelayan setempat segera melakukan pencarian besar-besaran. Kapal KN SAR Permadi dikerahkan dari Tanjung Perak Surabaya menuju lokasi pencarian yang berjarak ratusan kilometer di timur Jawa Timur.
Basarnas Surabaya melakukan pencarian terhadap Abdul Rifa'i. (Foto: Basarnas Surabaya)
Selama lima hari, pencarian dilakukan melalui patroli laut dan penyebaran informasi kepada kapal yang melintas. Upaya itu akhirnya membuahkan hasil.
Setelah memastikan kondisi korban dalam keadaan stabil, tim SAR kemudian menyerahterimakan Abdul Rifa’i kepada keluarga di Pulau Sakala menggunakan perahu nelayan setempat.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, mengapresiasi kinerja cepat tim di lapangan dan menegaskan komitmen Basarnas dalam memberikan pelayanan pertolongan hingga ke wilayah paling terpencil di Jawa Timur.
"Pulau Sakala adalah titik paling timur Jawa Timur. Jaraknya jauh, tapi kami berkomitmen untuk hadir di mana pun terjadi kondisi darurat. Basarnas siap bergerak kapan pun,” tegas Nanang.