Pramono: Ragukan Peran Santri dan Kiai berarti Tidak Paham Wawasan Kebangsaan

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Foto: Metro TV/Endhita Triantara

Pramono: Ragukan Peran Santri dan Kiai berarti Tidak Paham Wawasan Kebangsaan

Mohamad Farhan Zhuhri • 22 October 2025 15:44

Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan peran besar santri dan kiai dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Ia menyebut mereka telah memberikan kontribusi nyata bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Menurut dia, meski penetapan Hari Santri tidak lepas dari peristiwa politik, tetapi esensi utamanya adalah pengakuan terhadap kontribusi kaum santri dalam perjalanan sejarah bangsa. Sebelum Indonesia merdeka, para santri sudah menjadi bagian penting dari pendidikan dan pembentukan karakter bangsa.

"Walaupun ada peristiwa politik, tetapi yang paling utama dan utama, sebenarnya sebelum ada resolusi jihad yang dibacakan tadi, santri di Indonesia itu sudah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pendidikan di Indonesia. Bahkan sebelum ada lembaga-lembaga formal, Indonesia belum merdeka. Hampir sebagian besar tokoh-tokoh yang lahir pada waktu itu dari pondok pesantren," kata Pramono dalam sambutannya di peringatan Hari Santri 2025 di Balai Kota DKI Jakarta, pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Ia menilai pandangan yang masih meragukan peran kiai dan ulama dalam sejarah bangsa merupakan bentuk ketidakpahaman terhadap wawasan kebangsaan.

"Sehingga dengan demikian, kalau pada hari ini masih ada yang mempertanyakan kontribusi para kiai, alim ulama yang menjadi pengasuh pondok pesantren, menurut saya sudah keblinger," tegas Pramono.

Peringatan Hari Santri. Dok Metro TV.

Ia menjelaskan, banyak tokoh bangsa yang tumbuh dan menimba ilmu di lingkungan pesantren, termasuk Presiden pertama RI Soekarno. Makanya, peran santri dan kiai tak perlu dipertanyakan.

"Kalau kita masih mempertanyakan itu, menurut saya belum paham betul tentang persoalan kebangsaan ketika republik ini didirikan. Hampir semua pemimpin-pemimpin bangsa pada waktu itu karena belum ada pendidikan formal, adanya pendidikan formal dari luar negeri, dari Belanda. Mayoritas mereka belajarnya ke pondok pesantren, termasuk Bung Karno,” kata Pramono.

Pramono mengingatkan para santri agar memiliki enam kekuatan utama sebagai bekal menghadapi tantangan zaman. Enam hal tersebut adalah iman, ilmu, amal, akhlak, persatuan, dan perjuangan.

“Sepintar apa pun, setinggi apa pun Saudara tetap harus beriman. Saudara bersyukur mendapatkan ilmu yang secara langsung akan Saudara peroleh di pondok pesantren masing-masing," ujar Pramono.

"Orang setinggi apa pun kedudukan, jabatan, kalau nggak beramal, pasti hidupnya nggak lancar-lancar saja. Kata kunci seseorang dalam dunia apa pun adalah akhlaknya," pungkasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)