Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth kawal serangan ke kapal berisi narkotika. Foto: Defense.gov
Muhammad Reyhansyah • 23 October 2025 12:49
Washington: Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap sebuah kapal yang diduga digunakan untuk menyelundupkan narkotika di Samudra Pasifik, menewaskan dua orang di atas kapal tersebut. Aksi ini merupakan serangan pertama di kawasan itu setelah tujuh operasi sebelumnya di Laut Karibia.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth membagikan rekaman video yang memperlihatkan kapal terbakar hebat melalui platform X, menyebut bahwa “dua narco-teroris berada di atas kapal itu, keduanya tewas, dan tidak ada pasukan AS yang terluka.” Ia menambahkan, “Seperti halnya Al-Qaeda berperang melawan Tanah Air kita, kartel-kartel ini tengah berperang di perbatasan kita.”
Dikutip dari Gulf News, Kamis, 23 Oktober 2025, serangan yang dilakukan pada Selasa, 21 Oktober 2025 itu disebut terjadi di perairan internasional. Menurut data resmi, delapan operasi serupa telah dilakukan sejauh ini dan menewaskan sedikitnya 34 orang.
Belum diketahui asal kapal yang menjadi sasaran, namun beberapa di antaranya sebelumnya dihancurkan di lepas pantai Venezuela. Keluarga korban mengatakan kepada AFP bahwa satu kapal berangkat dari Trinidad dan Tobago, dan lainnya berasal dari Kolombia.
Washington menyatakan bahwa serangan-serangan ini merupakan bagian dari operasi kontra-narkotika dan melibatkan kapal perang Angkatan Laut serta pesawat siluman. Namun, hingga kini, pemerintah AS belum mempublikasikan bukti bahwa seluruh target yang diserang benar-benar terkait perdagangan narkotika.
Dalam laporan kepada Kongres, Pentagon menyebut bahwa Amerika Serikat berada dalam “konflik bersenjata” melawan kartel narkoba Amerika Latin, yang kini dikategorikan sebagai kelompok teroris. Para tersangka penyelundup bahkan dilabeli sebagai “kombatan ilegal.” Namun para pakar hukum internasional menilai pembunuhan semacam ini melanggar hukum, bahkan jika korbannya terbukti pelaku perdagangan narkoba.