Kolonel Arm Edwin Habel, S.A.P., M.M., saat ditemui di posko latihan gabungan BKA di Bayah. Foto: Metrotvnews.com
Muhammad Reyhansyah • 29 October 2025 06:19
Bayah: Indonesia dan Australia memperdalam kerja sama pertahanan di bidang kemanusiaan melalui latihan gabungan Bhakti Kanyini Ausindo (BKA) 2025, sebuah latihan berskala besar yang menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kesiapsiagaan bencana di kawasan Indo-Pasifik.
Latihan yang digelar pada 20–30 Oktober 2025 ini melibatkan lebih dari 300 personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Australian Defence Force (ADF), serta kontingen dari Korps Marinir Amerika Serikat dan angkatan bersenjata Timor Leste (F-FDTL). Selain itu, sejumlah lembaga sipil seperti BNPB, PMI, dan BPBD turut berpartisipasi dalam simulasi penanggulangan bencana yang berlangsung di Bayah, Lebak Selatan, Banten.
Nama “Bhakti Kanyini” yang berarti pengabdian tulus menggambarkan semangat kemanusiaan lintas batas — bahwa kekuatan militer sejati tak hanya diukur dari kemampuan bertempur, tetapi juga dari kesiapan melindungi dan membantu masyarakat ketika bencana melanda.
Bhakti Kanyini Ausindo 2025 terdiri dari tiga tahap latihan: Academic Class, Table Top Exercise (TTX), dan Field Training Exercise (FTX).
Mulai dari sesi akademik di Jakarta hingga latihan lapangan di Lebak, latihan ini menguji sistem koordinasi nasional dan regional dalam menghadapi skenario bencana besar, dari evakuasi dan bantuan medis, hingga logistik dan penyediaan air bersih.
“Latihan ini sangat penting karena menjadi salah satu tugas TNI selain perang, membantu dan melayani masyarakat,” ujar Kolonel Arm Edwin Habel, S.A.P., M.M., saat ditemui di posko latihan gabungan BKA di Banten, Selasa, 28 Oktober 2025.
Edwin menegaskan, TNI memiliki satuan reaksi cepat penanggulangan bencana di setiap tingkatan komando yang siap dikerahkan kapan pun diperlukan.
“Kami tetap berpedoman pada mekanisme yang ditetapkan BNPB, dari tingkat nasional hingga daerah,” katanya.