Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Berakhir dengan Tewasnya 64 Orang

Ilustrasi: Medcom.id

Penggerebekan Geng Narkoba di Brasil Berakhir dengan Tewasnya 64 Orang

Fajar Nugraha • 29 October 2025 18:14

Rio de Janeiro: Penggerebekan polisi Brasil terhadap geng pengedar narkoba di Rio de Janeiro menewaskan sedikitnya 64 orang. Operasi polisi tersebut merupakan salah satu yang paling brutal dalam sejarah Brasil baru-baru ini, dan organisasi-organisasi hak asasi manusia menyerukan penyelidikan atas kematian tersebut.

Pejabat setempat mengatakan bahwa korban tewas adalah 60 orang tersangka pengedar narkoba dan empat petugas polisi.

“Operasi tersebut melibatkan petugas dengan helikopter dan kendaraan lapis baja dan menargetkan Komando Merah yang terkenal kejam di favela-favela berpenghasilan rendah yang luas di Complexo de Alemao dan Penha,” kata polisi, seperti dikutip dari AFP, Rabu 29 Oktober 2025.

“Setidaknya 81 tersangka ditangkap, sementara 93 senapan dan lebih dari setengah ton narkoba disita,” kata pemerintah negara bagian, seraya menambahkan bahwa mereka yang tewas "melawan tindakan polisi."

Menurut Gubernur Rio, Claudio Castro, 60 tersangka kriminal "dinetralkan" dalam penggerebekan besar-besaran yang disebutnya sebagai operasi terbesar dalam sejarah kota tersebut.

Polisi sipil Rio mengatakan di X bahwa empat petugas tewas dalam operasi hari Selasa. "Serangan pengecut oleh para penjahat terhadap agen kami tidak akan dibiarkan begitu saja," kata pernyataan itu.

Rekaman di media sosial menunjukkan api dan asap mengepul dari kedua favela tersebut saat tembakan terdengar.

Sejumlah orang yang tidak diketahui jumlahnya terluka dalam operasi pada hari Selasa, yang menurut pejabat kepolisian menyusul penyelidikan selama setahun terhadap kelompok kriminal tersebut.

Apa tujuan penggerebekan itu?

Keluar dari penjara-penjara Rio, geng kriminal Komando Merah telah memperluas kendalinya di favela dalam beberapa tahun terakhir.

Geng tersebut dituduh memperdagangkan narkoba keras, dan kepolisian Rio melaporkan bahwa puluhan senjata api dan lebih dari 200 kg kokain ditemukan selama penggerebekan tersebut.

Meskipun operasi polisi hari Selasa serupa dengan operasi-operasi sebelumnya, skalanya belum pernah terjadi sebelumnya, kata Luis Flavio Sapori, sosiolog dan pakar keamanan publik di Universitas Katolik Kepausan Minas Gerais.

"Yang berbeda dari operasi hari ini adalah besarnya jumlah korban. Ini seperti jumlah perang," ujar Sapori.

Menurut Sapori, operasi semacam ini tidak efisien karena tidak cenderung menangkap dalang, melainkan menyasar bawahan yang nantinya dapat digantikan.

Terduga anggota geng memblokir jalan-jalan di Rio de Janeiro bagian utara dan tenggara sebagai tanggapan atas penggerebekan tersebut, lapor media lokal.

Setidaknya 70 bus disita untuk digunakan dalam blokade, yang menyebabkan kerusakan signifikan, kata organisasi bus kota, Rio Onibus.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam kekerasan tersebut

Sementara itu, badan hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan mereka "ngeri" oleh operasi polisi yang mematikan tersebut, menyerukan penyelidikan yang efektif, dan mengingatkan pihak berwenang akan kewajiban mereka berdasarkan hukum hak asasi manusia internasional.

César Muñoz, Direktur Human Rights Watch di Brasil, menyebut peristiwa hari Selasa sebagai "tragedi besar" dan "bencana".

"Kejaksaan harus membuka penyelidikannya sendiri dan mengklarifikasi penyebab kematian masing-masing," kata Muñoz dalam sebuah pernyataan.

Departemen Pendidikan kota mengatakan 46 sekolah di kedua lingkungan tersebut ditutup, dan Universitas Federal Rio de Janeiro yang terletak di dekatnya membatalkan kelas malam dan mengimbau warga di kampus untuk mencari perlindungan.

Rio telah menjadi lokasi penggerebekan mematikan oleh polisi selama beberapa dekade. Pada Maret 2005, sekitar 29 orang tewas di wilayah Baixada Fluminense, Rio, sementara pada Mei 2021, 28 orang tewas di favela Jacarezinho.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)