Ilustrasi investasi. Foto: Metrotvnews.com.
Ade Hapsari Lestarini • 7 July 2025 18:56
Jakarta: Pasar keuangan global menghadapi gejolak signifikan memasuki paruh kedua 2025. Kebijakan proteksionisme pemerintahan Trump melalui kebijakan tarif impor, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta kekhawatiran stagflasi menciptakan lingkungan investasi yang menantang.
Chief Investment Officer (CIO) DBS Group, Hou Wey Fook, Senin, 7 Juli 2025, mengatakan DBS Group merilis strategi investasi untuk kuartal III-2025 yang berfokus pada ketahanan portofolio investor.
1. Alokasi ke Obligasi Berkualitas
DBS merekomendasikan strategi duration barbell dengan fokus pada obligasi korporasi peringkat A/BBB tenor 2-3 tahun dan 7-10 tahun. Obligasi pemerintah AS yang terproteksi inflasi (TIPS) juga menjadi pilihan utama menyusul proyeksi defisit AS yang mencapai USD1,9 triliun di 2025.
2. Pertahankan Eksposur ke Saham Teknologi AS
Sektor teknologi AS, khususnya perusahaan AI seperti Nvidia, tetap menjadi andalan. DBS memprediksi momentum pertumbuhan laba sektor ini akan mengimbangi pelemahan di sektor non-teknologi. Untuk diversifikasi, tambahkan alokasi ke saham Eropa dan Asia (non-Jepang) yang menawarkan valuasi menarik.
3. Tingkatkan Alokasi ke Aset Alternatif
Emas menjadi favorit dengan target harga USD3.765 per
ounce di kuartal IV-2025, didorong permintaan bank sentral dan pelemahan dolar. Aset privat seperti
private equity dan infrastruktur juga direkomendasikan untuk imbal hasil stabil.
Melihat ke depan, diprediksi ada tiga tren utama yang akan membentuk pasar kuartal ini. Pertama, deeskalasi perang dagang AS-Tiongkok secara pragmatis. Kedua divergensi kinerja saham sektoral, dan Ketiga tekanan berkelanjutan pada obligasi pemerintah negara maju.
"Dalam kondisi ini, portofolio yang menggabungkan aset pertumbuhan dan perlindungan menjadi kunci untuk menghadapi ketidakpastian," jelas dia. (
Muhammad Adyatma Damardjati)