RUU Pajak dan Pemangkasan Sosial Disahkan, Trump Pesta di Iowa

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. The New York Times

RUU Pajak dan Pemangkasan Sosial Disahkan, Trump Pesta di Iowa

Fajar Nugraha • 4 July 2025 17:05

Washington: Kongres Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 3 Juli 2025 resmi mengesahkan One Big Beautiful Bill, paket kebijakan senilai USD4,5 triliun yang menjadi agenda utama Presiden Donald Trump di masa jabatan keduanya. Undang-undang ini lolos dengan suara tipis 218–214 di DPR, dengan dua anggota Partai Republik membelot dan seluruh Demokrat menolak.

Trump langsung merayakan lolosnya aturan ini dalam sebuah kampanye di Iowa. Dia pun membocorkan akan ada pertandingan UFC di halaman Gedung Putih pada perayaan ulang tahun ke-250 Amerika Serikat.

Ketua DPR Mike Johnson menyebut pengesahan ini sebagai langkah besar. “Dengan satu RUU besar nan indah, kami akan membuat negara ini lebih kuat, lebih aman, dan lebih makmur dari sebelumnya,” ujar Johnson.

RUU ini mencakup perpanjangan pemotongan pajak dari masa jabatan pertama Trump, insentif baru seperti pengurangan pajak atas uang lembur dan tip, serta pemotongan pengeluaran sosial senilai USD 1,2 triliun, termasuk pemangkasan Medicaid dan kupon makanan.

Meski digadang sebagai reformasi konservatif terbesar, analisis Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan RUU tersebut akan menambah defisit hingga USD3,3 triliun dalam satu dekade dan membuat 11,8 juta warga kehilangan akses layanan kesehatan.

Isi RUU

Dikutip dari Telegraph India, Jumat, 4 Juli 2025, RUU setebal lebih dari 800 halaman ini mempertahankan pemotongan pajak era Trump tahun 2017 yang sebelumnya akan berakhir jika tidak diperpanjang, sekaligus menambah insentif baru. Di antaranya adalah pengurangan pajak sebesar USD 6.000 bagi warga lanjut usia dengan pendapatan di bawah USD 75.000.

Namun untuk menutup celah anggaran, RUU ini memangkas anggaran jaminan sosial, termasuk memperketat persyaratan kerja dalam program Medicaid dan bantuan pangan, bahkan terhadap orang tua dan sebagian penyandang disabilitas. Juga terdapat pemangkasan besar-besaran pada insentif energi hijau yang menjadi andalan Presiden Joe Biden.

Jalan terjal di Kongres

Seluruh fraksi Demokrat menentang keras RUU tersebut, menyebutnya sebagai hadiah pajak bagi orang kaya yang dibayar dengan penderitaan rakyat miskin dan rentan. Pemimpin fraksi Hakeem Jeffries bahkan memecahkan rekor dengan pidato penolakan selama 8 jam 44 menit di DPR, menyebut RUU itu sebagai “kejahatan terhadap rakyat Amerika”.

“Ini bukan hanya salah arah, ini adalah tempat kejadian perkara,” kata Jeffries. Ia menyebut pemangkasan program kesehatan dan bantuan pangan dapat berujung pada hilangnya nyawa.

Pengesahan RUU ini terjadi setelah perdebatan panjang dan tarik-ulur internal di Partai Republik. Di Senat, RUU lolos berkat suara penentu dari Wakil Presiden JD Vance. Di DPR, Trump sendiri turun tangan membujuk legislator Republik yang ragu.

Para anggota parlemen yang menolak dikabarkan menerima tekanan dari mesin politik Trump, termasuk ancaman pembalasan terhadap pencalonan kembali mereka. Senator Thom Tillis, salah satu penolak, kemudian mengumumkan tidak akan mencalonkan diri kembali.

Isi RUU ini juga dinilai sebagai pembalikan besar terhadap kebijakan presiden Demokrat sebelumnya. Program perluasan Medicaid era Barack Obama dan subsidi energi bersih dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) era Biden kini dipangkas habis.

Menurut analisis Tax Policy Center, warga berpenghasilan rendah hanya akan menerima pengurangan pajak sekitar USD 150, sementara kelompok menengah menerima USD 1.750 dan kelompok atas mendapat USD 10.950 dibandingkan jika pemotongan pajak 2017 dibiarkan berakhir.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)