Cetak Rekor! Kilau Harga Emas Diprediksi Masih Cerah

Emas batangan. Foto: dok MIND ID.

Cetak Rekor! Kilau Harga Emas Diprediksi Masih Cerah

Eko Nordiansyah • 28 March 2025 13:33

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) kembali mencatatkan rekor tertinggi pada Kamis, 27 Maret 2025, mencapai level USD3.059 per troy ounce. Kenaikan ini didorong oleh ketidakpastian yang meningkat di pasar global akibat kebijakan perdagangan Presiden AS, Donald Trump.

Trump diketahui akan memberlakukan tarif 25 persen pada mobil dan suku cadang otomotif impor. Kebijakan ini memperburuk ketegangan dagang dan meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven.

"Harga emas hari ini berpotensi naik hingga mencapai level USD3.100. Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan mengalami pembalikan (reversal), maka ada kemungkinan penurunan ke level USD3.035 sebagai target terdekat," ujar Analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Maret 2025.

Meskipun tren naik masih kuat, harga emas mengalami sedikit hambatan akibat penguatan dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) sempat turun 0,33 persen ke 104,31, tetapi tetap berada di level yang cukup kuat. Sentimen hati-hati dari The Federal Reserve (The Fed) juga mempengaruhi pergerakan harga emas, dengan pasar uang mulai memperhitungkan pemangkasan suku bunga sebesar 64,5 basis poin pada 2025.

Kebijakan perdagangan Trump juga memicu ketegangan dengan negara-negara mitra dagang utama AS. Kanada dan Uni Eropa (UE) telah mengancam akan memberikan respons terhadap tarif baru tersebut. Ketegangan ini turut membebani sentimen risiko, menyebabkan bursa saham AS mengalami tekanan dan mendorong investor untuk mengalihkan dana ke emas.
 

Baca juga: 

Nggak Ikut Libur, Harga Emas Antam Naik Rp16 Ribu Hari Ini



(Ilustrasi emas. Foto: Dok Bappebti)

Fundamental ekonomi AS masih kuat

Laporan klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir 22 Maret meningkat menjadi 224 ribu, sedikit di bawah perkiraan 225 ribu, yang mencerminkan pasar tenaga kerja masih solid. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2024 tercatat di 2,3 persen secara kuartalan, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya 1,9 persen, meskipun sedikit di bawah perkiraan pasar sebesar 2,4 persen.

Pasar perumahan AS juga mulai menunjukkan perbaikan. Penjualan rumah tertunda pada bulan Februari turun 3,6 persen (yoy), membaik dari penurunan tajam 5,2 persen pada bulan Januari. Data ini mengindikasikan adanya pemulihan bertahap di sektor perumahan.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap stabil, naik satu basis poin menjadi 4,371 persen, sementara imbal hasil riil AS turun tipis ke 1,979 persen. Kondisi ini menandakan bahwa pasar masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

"Dengan kombinasi faktor-faktor ini, harga emas tetap berada dalam tren bullish. Jika momentum positif berlanjut, harga dapat melampaui USD3.100, tetapi investor harus waspada terhadap potensi perubahan tren yang bisa memicu aksi ambil untung," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)