Pimpinan MPR Desak Pengusutan Kasus Kematian Prada Lucky Transparan

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid/Metro TV/Fachri

Pimpinan MPR Desak Pengusutan Kasus Kematian Prada Lucky Transparan

Fachri Audhia Hafiez • 8 August 2025 15:52

Jakarta: Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mendesak kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra, diusut transparan. Pasalnya, kematian Lucky diduga tak wajar.

"Apapun karenanya, karena ini adalah negara hukum dan sudah terjadi, hukum harus ditegakan dengan seadil-adilnya, dengan setransparan mungkin," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2025.

Dia menekankan bahwa proses hukum yang bergulir jangan sampai memunculkan keraguan di masyarakat. Termasuk, berimplikasi pada soliditas TNI.

"Supaya dengan cara itu maka masyarakat percaya hukum ada di Indonesia, masyarakat percaya bahwa penegakan hukum diberlakukan pada siapapun, dan dengan cara itu mudah-mudahan akan mengembalikan juga soliditas di internal TNI maupun juga di lembaga negeri lainnya," ujar Hidayat.
 

Baca: Prajurit Muda TNI Prada Lucky Tewas Diduga Dianiaya Senior

Seorang anggota TNI, Prada Lucky Chepril Saputra, yang bertugas di Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia pada Rabu, 6 Agustus 2025. Pihak keluarga menduga kematiannya tidak wajar dan disebabkan oleh penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya.

Isak tangis keluarga, termasuk kedua orang tua korban, pecah saat jenazah Prada Lucky tiba di Bandara El Tari, Kupang. Ayah korban, yang juga merupakan anggota TNI aktif, tidak dapat menerima kematian anaknya dan menuntut penyelidikan tuntas atas insiden tersebut.

Sebelum mengembuskan napas terakhir, Prada Lucky diketahui telah dirawat di Rumah Sakit Aeramo Kabupaten Nagekeo, sejak Sabtu, 2 Agustus. Pihak keluarga membeberkan bahwa mereka menemukan banyak luka lebam di sekujur tubuh korban, yang memperkuat dugaan tindak kekerasan.

Dengan penuh emosi, ayah korban menuntut keadilan dan hukuman yang setimpal bagi pelaku jika dugaan penganiayaan terbukti. Ia menyatakan akan menempuh jalur hukum dan menggunakan haknya sebagai warga negara untuk memastikan penyebab kematian anaknya diusut secara transparan.

"Keadilan harus ditegakkan," tegasnya di hadapan awak media.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)