Normalisasi sungai di Kabupaten Demak terus dikebut untuk mengantisipasi banjir saat musim penghujan sudah mulai dekat. Media Indonesia/ Akhmad Safuan
Semarang: Memasuki musim pancaroba dari kemarau menjadi penghujan, sejumlah daerah di Jawa Tengah berpotensi dilanda cuaca ekstrem. Pemerintah Kota Semarang mengantisipasi bencana banjir yang sudah menjadi langganan dengan membangun 1.000 titik sumur resapan.
Sementara itu menghadapi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir, sejumlah daerah di Jawa Tengah seperti Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, Pati, Kendal, Batang dan Pekalongan mulai meningkatkan kewaspadaan terutama daerah rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin puting beliung.
"Setelah puncak kemarau pada Agustus ini cuaca akan memasuki periode pancaroba, kemudian langsung beralih ke awal musim hujan yang dapat meningkatkan ekstrem, sehingga diminta warga untuk waspada bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Noor Jannah, Minggu, 10 Agustus 2025.
Kondisi cuaca di Jawa Tengah cenderung lebih basah, kondisi itu berbeda dibandingkan 3-7 hari sebelumnya yang relatif kering, yang dipengaruhi beberapa gangguan atmosfer, karena adanya gelombang Kelvin dan Madden-Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di wilayah Jawa Tengahvdan bibit siklon tropis di barat daya Sumatera turut mengubah pola angin.
Menurut Noor Jannah musim kemarau tahun ini lebih singkat dengan curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu dan di Jawa Tengah kemarau dimulai secara bertahap sejak Mei di sejumlah wilayah, memasuki puncaknya pada Agustus, sehingga pada masa pancaroba ini perubahan dari cerah menjadi hujan lebat, disertai angin kencang. Bahkan hujan es akibat awan kumulonimbus juga perlu diwaspadai.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, mengatakan menghadapi kondisi perubahan cuaca itu, Pemkot Semarang bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Universitas Diponegoro (UNDIP) dan melibatkan sejumlah instansi infrastruktur, termasuk Dinas Pekerjaan Umum dan tim perencanaan teknis lainnya membangun 1.000 titik sumur resapan.
"Langkah pembangunan 1.000 titik sumur resapan difokus di sejumlah kawasan seperti Gunungpati, Mijen, Ngaliyan, Banyumanik, Tembalang dan Gajahmungkur.ini untuk menanggulangi banjir," ungkap Agustina.
Pada kawasan menjadi fokus pembangunan sumur resapan, ungkap Agustina, karena kawasan atas yang dinilai masih memiliki daya serap tanah cukup tinggi, kemudiay kawasan bagian bawah akan dibantu dengan program yang lain seperti pembuatan biopori setiap rumah.
Sementara Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, Agus Musyafak, mengungkapkan menghadapi kondisi perubahan cuaca saat ini, kesiagaan terhadap bencana terutama banjir terus dikakukan sekaligus dengan pembenahan bersabar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah seperti normalisasi sungai dan menyiapkan pompa air di sejumlah titik rawan.
"Demak rawan banjir karena ada bejasan sungai merupakan bagian hilir, sehingga ketika hujan lebat di daerah hulu (Semarang) Demak yang tertimpa banjir," ujar Agus.
Senada Kepala BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, mengatakan menghadapi perubahan cuaca di Jawa Tengah memasuki musim penghujan mendatang selain kesiagaan banjir, sejumlah pencegahan juga dilakukan oleh Pemkab Blora bersama Pemrov Jawa Tengah serta instansi terkait.
Pembedahan yang paling vital adalah penguatan tanggul sungai seperti Sungai Tuntang, karena selama ini banjir di daerah ini terjadi akibat limpahan air dari hulu yang merusak tanggul. "Selain banjir Grobogan juga rawan angin puting beliung," ujar Wahyu.