Aktivitas Vulkanik 3 Gunung Api Jadi Fokus Siaga Darurat Bencana Pekan Ini

Ilustrasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Aktivitas Vulkanik 3 Gunung Api Jadi Fokus Siaga Darurat Bencana Pekan Ini

Atalya Puspa • 13 January 2025 17:57

Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana sejak akhir pekan kedua hingga awal pekan ketiga Januari 2025. Peristiwa erupsi gunung api di beberapa wilayah masih menjadi fokus utama dalam penanganan dan siaga darurat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengungkapkan Gunung Api Ibu yang berada di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali erupsi pada pukul 19.35 WIT, Sabtu, 11 Januari 2025. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 4 ribu meter di atas puncak (5.325 mdpl) berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 28 mm dan durasi 3 menit 5 detik.

Pada saat terjadi erupsi, Gunung Api Ibu memuntahkan lontaran lava pijar kurang lebih 2 kilometer dari pusat kawah. Lontaran lava ini terlihat dengan mata telanjang berwarna merah menyala dan membumbung tinggi ke angkasa disertai suara gemuruh.

“Beruntung tidak ada korban jiwa atas kejadian ini. Seluruh warga yang tinggal di sekitar Gunung Api Ibu telah mendapatkan pemahaman dari pemerintah daerah setempat untuk melakukan hal yang dianggap perlu yang merujuk kepada penyelamatan, evakuasi sementara, dan antisipasi dari dampak yang dapat ditimbulkan,” kata Abdul dalam keterangan resmi, Senin, 13 Januari 2025. 

Atas peristiwa itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperluas radius rekomendasi, yakni 4 kilometer dan 5,5 kilometer sektoral ke arah bukaan kawah di bagian utara kawah aktif. Gunung Api Ibu yang ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak pertengahan Mei 2024 terus menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga hari ini. Warga sekitar maupun pendatang diharapkan dapat mematuhi rekomendasi dari PVMBG dan pemerintah daerah setempat.

BNPB mencatat Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga masih terus erupsi hingga hari ini. Berdasarkan laporan evaluasi yang dirangkum sepekan terakhir sejak 1-7 Januari 2025, aktivitas erupsi gunung api dengan ketinggian 1.584 mdpl ini telah terjadi enam kali.

Di sisi lain, gempa letusan terjadi enam kali, gempa embusan 135 kali, gempa harmonik 99 kali, gempa low frekuensi 8 kali, gempa vulkanik dangkal 4 kali, gempa vulkanik dalam 52 kali, gempa tektonik lokal 9 kali, dan gempa tektonik jauh 48 kali.

Pengamatan visual selama periode tersebut menunjukkan, aktivitas vulkanik Gunung Api Lewotobi Laki-laki mengalami sedikit kenaikan, rata-rata tinggi kolom erupsinya 600-1200 meter dibandingkan dengan periode sebelumnya 100-1.000 meter.

Terlihat api diam di sekitar puncak mengindikasikan adanya lava yang terdorong ke permukaan, sehingga dapat teramati saat malam hari pancaran warna merah di area puncak. Terdapat endapan material lava serta material yang berpotensi menjadi lahar di area barat-barat laut dan utara-timur laut kawah Gunung Api Lewotobi Laki-laki.

“Dari hasil evaluasi tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Api Lewotobi Laki–laki, dan pengunjung/wisatawan diharapkan tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral barat daya-timur laut sejauh 6 kilometer,” beber dia.
 

Baca Juga: 

Gunung Ibu Erupsi, BNPB Imbau Pemda Siapkan Mitigasi Bencana


Gunung Api Merapi yang berada di empat wilayah administrasi meliputi Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali di Jawa Tengah serta Kabupaten Sleman di DI Yogyakarta, juga masih ditetapkan dalam level III atau Siaga sejak November 2020 sampai hari ini. Aktivitas vulkaniknya cukup tinggi.

“Aktivitas erupsi Gunung Api Merapi yang masih cukup tinggi sampai hari di awal tahun 2025 menjadi catatan bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan pemerintah daerah, menyusul curah hujan di sekitar puncak kawah utama sering terjadi,” jelas dia. 

Dalam monitoring yang dilakukan BPPTKG dan disiarkan dalam forum Media Merapi, volume curah hujan di atas puncak bervariasi mulai dari 8 milimeter hingga di atas 100 milimeter. Durasi curah hujan berkisar antara 60-180 menit.

Selain guguran lava panas, potensi bahaya saat ini berupa awan panas dan banjir lahar hujan pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

"Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan untuk tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” ujar dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Achmad Zulfikar Fazli)