BPBD Kota Tangerang mengembangkan City Emergency Response System (CERS) atau sistem tanggap darurat kota lebih modern dan responsif. Metrotvnews.com/ Maryono
Hendrik Simorangkir • 21 October 2025 15:46
Tangerang: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang mengembangkan City Emergency Response System (CERS) atau sistem tanggap darurat kota lebih modern dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Sistem itu sebagai pusat kendali terpadu untuk merespons berbagai kejadian darurat.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang, Mahdiar, mengatakan CERS yang dihadirkan yakni pusat pengendalian operasi (Pusdalops) dan command center sebagai pusat kendali terpadu dalam pengelolaan informasi, koordinasi, dan respons terhadap berbagai kejadian darurat di wilayah Kota Tangerang.
"Kami menerima banyak pengaduan dari masyarakat tentang urusan kedaruratan dan non-kedaruratan. Maka itu kita buat pusat kendali agar cepat direspon petugas. Sebab begitu banyak laporan yang masuk ke BPBD mulai dari urusan kebakaran, pelepasan cincin, penanganan hewan liar dan lainnya," kata Mahdiar, Selasa, 21 Oktober 2025.
Mahdiar menuturkan pusat kendali ini dilengkapi berbagai teknologi pendukung seperti visualisasi tinggi muka air di titik rawan banjir, pelacakan pergerakan tim lapangan melalui GPS, serta pemantauan cuaca dan peringatan dini gempa yang terhubung dengan data BMKG.
"Kita bisa melihat kondisi tinggi muka air secara real time, memantau pergerakan tim, dan mendeteksi perkembangan cuaca maupun gempa bumi. Semua data itu terintegrasi dalam satu sistem," jelas Mahdiar.
Menurut Mahdiar sistem ini juga dilengkapi dashboard City Emergency Response System (CERS) yang mengintegrasikan berbagai kanal pengaduan masyarakat.
"Semua laporan, baik dari aplikasi Laksa, media sosial, maupun hotline darurat, akan terekam di sistem CERS dan bisa segera kami tindaklanjuti secara cepat dan tertata," jelas Mahdiar.
Mahdiar menambahkan pembangunan ruang Command Center juga merupakan bagian dari upaya BPBD memenuhi standar nasional kelembagaan penanggulangan bencana.
"Setiap BPBD sebenarnya berkewajiban memiliki pusat kendali, meski bentuk dan kapasitasnya berbeda-beda. Karena di sini belum terbentuk secara optimal, kami mempersiapkannya dengan matang, termasuk sistem dan ruang yang akan menjadi pusat kendali lengkap," jelas Mahdiar.
Sementara Wakil Wali Kota Tangerang, Maryono Hasan, mengatakan inovasi yang dihadirkan tersebut sebagai bentuk komitmen kuat dalam mendukung kesiapsiagaan bencana melalui penyediaan sarana prasarana maupun program pendukung lainnya.
"Keberadaan Pusdalops dan command center menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan layanan kebencanaan, termasuk pemantauan dan pelaporan kejadian secara real time. Ini penting, karena pertahanan masyarakat juga merupakan bagian utama dari kesiapsiagaan," kata Maryono.
Maryono berharap, keberadaan command center nantinya akan membuat pengelolaan laporan dan pergerakan petugas semakin efektif.
"Output yang bisa dihasilkan, pertama, kami bisa mengatur pergerakan pasukan secara lebih baik dan termonitor. Kedua, laporan yang kami terima bisa lebih detail, rigid, dan tertata rapi. Kami juga berharap tidak ada lagi keluhan masyarakat yang tertinggal, karena semua bisa kami pantau setiap hari secara real time," jelas Maryono.
Maryono menuturkan penguatan sarana dan sistem pelaporan akan memudahkan koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat. Dengan sistem Pusdalops yang terintegrasi, setiap kejadian di wilayah Kota Tangerang dapat langsung dilaporkan ke pusat untuk ditindaklanjuti dengan cepat.
"Kami harapkan bisa lebih responsif dalam melayani masyarakat, sehingga kita bisa mengetahui kondisi yang akan terjadi sebelum bencana. Misalkan untuk banjir, kami terus berkoordinasi dengan Bendung Katulampa dan Bendung Batu Belah agar bisa memperkirakan waktu datangnya air ke Kota Tangerang," ungkap Maryono.