Gara-gara Tarif Trump, Ekspor Tiongkok pada Mei 2025 Melambat

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Gara-gara Tarif Trump, Ekspor Tiongkok pada Mei 2025 Melambat

Eko Nordiansyah • 10 June 2025 10:56

Beijing: Pertumbuhan ekspor Tiongkok melambat ke level terendah dalam tiga bulan pada Mei karena tarif AS yang memberatkan pengiriman. Sementara deflasi di pabrik semakin dalam ke level terburuknya dalam dua tahun, menambah tekanan pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Dikutip dari Investing.com, Selasa, 10 Juni 2025, perang dagang global Presiden AS Donald Trump dan perubahan hubungan dagang Tiongkok-AS dalam dua bulan terakhir telah membuat eksportir Tiongkok, bersama dengan mitra bisnis mereka di seberang Pasifik, naik turun dan menghambat pertumbuhan dunia.

Menggarisbawahi dampak tarif AS pada pengiriman, data bea cukai menunjukkan nilai ekspor Tiongkok ke AS anjlok 34,5 persen tahun-ke-tahun pada Mei. Ini merupakan penurunan paling tajam sejak Februari 2020, ketika merebaknya pandemi covid-19 menjungkirbalikkan perdagangan global.

Total ekspor dari raksasa ekonomi Asia tersebut tumbuh 4,8 persen tahun-ke-tahun dalam hal nilai bulan lalu, melambat dari lonjakan 8,1 persen pada April dan gagal mencapai pertumbuhan 5,0 persen. Data bea cukai menunjukkan pada Senin, meskipun ada penurunan tarif AS atas barang-barang Tiongkok yang telah berlaku pada awal April.

"Kemungkinan besar data Mei terus terbebani oleh periode tarif puncak," kata kepala ekonom untuk Tiongkok Raya di ING Lynn Song.

Song mengatakan masih ada peningkatan pengiriman karena risiko tarif, sementara percepatan penjualan ke wilayah selain Amerika Serikat membantu mendukung ekspor Tiongkok.

Impor turun 3,4 persen tahun-ke-tahun, lebih dalam dari penurunan 0,2 persen pada bulan April dan lebih buruk dari penurunan 0,9 persen yang diperkirakan.

Ekspor melonjak 12,4 persen tahun-ke-tahun dan 8,1 persen masing-masing pada Maret dan April, karena pabrik-pabrik mempercepat pengiriman ke AS dan produsen luar negeri lainnya untuk menghindari pungutan besar Trump terhadap Tiongkok dan seluruh dunia.
 

Baca juga: 

Pembicaraan Dagang AS-Tiongkok Positif, Begini Respons Trump



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Penangguhan kebijakan tarif bikin lega

Sementara eksportir di Tiongkok menemukan sedikit kelegaan pada bulan Mei karena Beijing dan Washington setuju untuk menangguhkan sebagian besar pungutan mereka selama 90 hari. Ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu tetap tinggi dan negosiasi sedang berlangsung mengenai berbagai masalah mulai dari kontrol tanah jarang Tiongkok hingga Taiwan.

Perwakilan perdagangan dari Tiongkok dan AS bertemu di London pada Senin untuk melanjutkan pembicaraan setelah panggilan telepon antara para pemimpin tertinggi mereka pada Kamis.

Impor Tiongkok dari AS juga semakin merosot, turun 18,1 persen dari penurunan 13,8 persen pada April.

Sementara ekspor mineral Tiongkok melonjak tajam pada bulan Mei meskipun pembatasan ekspor pada jenis produk tanah jarang tertentu menyebabkan penutupan pabrik di seluruh rantai pasokan otomotif global.

Angka terbaru tidak membedakan antara 17 elemen mineral dan produk terkait, beberapa di antaranya tidak dikenakan pembatasan. Gambaran yang lebih jelas tentang dampak pembatasan pada ekspor hanya akan tersedia saat data yang lebih rinci dirilis pada tanggal 20 Juni.

Surplus perdagangan Tiongkok pada bulan Mei mencapai USD103,22 miliar, naik dari USD96,18 miliar pada bulan sebelumnya.

Data lain, yang juga dirilis pada hari Senin, menunjukkan impor minyak mentah, batu bara, dan bijih besi Tiongkok turun bulan lalu, yang menggarisbawahi rapuhnya permintaan domestik di tengah meningkatnya tekanan eksternal.

Beijing pada Mei meluncurkan serangkaian langkah stimulus moneter, termasuk pemotongan suku bunga pinjaman acuan dan program pinjaman berbiaya rendah sebesar 500 miliar yuan, yang ditujukan untuk meredam dampak perang dagang terhadap ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)