Wall Street Menguat, S&P 500 Raup Cuan Paling Banyak

Perdagangan saham di Wall Street. Foto: Xinhua/Wang Ying.

Wall Street Menguat, S&P 500 Raup Cuan Paling Banyak

Husen Miftahudin • 19 February 2025 07:16

New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street sedikit berubah pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Indeks S&P 500 berhasil mencapai rekor tertinggi baru berkat pembelian yang kuat di akhir sesi.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 19 Februari 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,26 poin, atau 0,02 persen, menjadi 44.556,34. Indeks S&P 500 naik 14,95 poin, atau 0,24 persen, menjadi 6.129,58. Sementara Nasdaq Composite naik 14,49 poin, atau 0,07 persen, menjadi 20.041,26.
 
Sebanyak delapan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup menguat, dipimpin oleh sektor energi dan material, yang masing-masing naik 1,37 persen dan 1,23 persen. Di sisi lain, saham jasa komunikasi dan barang konsumsi non-komersial mengalami penurunan, masing-masing turun 1,26 persen dan 0,52 persen.
 
Indeks Pasar Perumahan Asosiasi Nasional Pembangun Rumah (NAHB)/Wells Fargo mencapai angka 42 pada Februari, turun lima poin dari Januari dan merupakan level terendah dalam lima bulan. Data Freddie Mac menunjukkan suku bunga hipotek tetap 30 tahun tetap mendekati 7,0 persen, sehingga kepemilikan rumah menjadi kurang terjangkau bagi banyak pembeli.
 
Gubernur Fed Michelle Bowman menyatakan ia membutuhkan keyakinan yang lebih besar terhadap penurunan inflasi lebih lanjut sebelum mendukung pemotongan suku bunga tambahan tahun ini. "Suku bunga acuan sekarang berada pada posisi yang baik, yang memungkinkan komite untuk bersabar dan lebih memperhatikan data inflasi seiring perkembangannya," kata dia.
 

Baca juga: IHSG Sore Ini Bertahan di Zona Hijau


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Data inflasi bisa bikin Fed ubah arah kebijakan

 
The Fed memangkas suku bunga sebesar satu poin persentase pada bulan-bulan terakhir di 2024 sebelum mempertahankannya pada pertemuan kebijakan Januari. Keputusan itu tampak dibenarkan setelah data terbaru menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) naik 0,5 persen pada Januari, menandai kenaikan terbesar sejak Agustus 2023.
 
Steve Wyett, kepala strategi investasi di BOK Financial, juga menyarankan Fed dapat mengubah arah tahun depan jika inflasi terbukti menjadi tantangan jangka panjang.
 
"Saya pikir ada kemungkinan besar Fed akan mengubah arah tahun depan karena inflasi menjadi cerita 2026. Itu tidak tercermin dalam nilai aset saat ini. Saya lebih optimis daripada pesimis, tetapi saya pikir kita juga perlu bersikap realistis," ungkap Wyett.
 
Dari tahun ke tahun, S&P 500 telah memberikan imbal hasil sebesar 23 persen bagi investor pada 2024 dan 24 persen pada 2023. Jika indeks tersebut terus mengalami tren positif, maka ini akan menjadi kedua kalinya sejak 1928 saham AS membukukan total imbal hasil di atas 20 persen selama tiga tahun berturut-turut.
 
"Namun 2025 mungkin tidak akan menawarkan tiga kali berturut-turut. Apakah kita mengharapkan Indeks S&P 500 tiga kali berturut-turut pada 2025? Singkatnya, tidak," tulis Scott Wren dari Wells Fargo Investment Institute.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)