Arsitek Thailand Sulap Wajah Semrawut Kota Bangkok Jadi Arsitektur Unik

Salah satu karya Chatpong Chuenrudeemol di Bangkok, Thailand. (W Workspace)

Arsitek Thailand Sulap Wajah Semrawut Kota Bangkok Jadi Arsitektur Unik

Willy Haryono • 4 October 2025 10:15

Bangkok: Arsitek asal Thailand, Chatpong Chuenrudeemol, menjadikan wajah semrawut ibu kota negaranya sebagai sumber inspirasi karya arsitektur. Salah satu hasilnya adalah renovasi Samsen Street Hotel yang dibuka pada 2019.

Tidak seperti hotel pada umumnya yang cenderung tertutup, bagian depan bangunan justru dibungkus dengan struktur menyerupai rumah pekerja konstruksi. Desain ini membuat hotel tampak lebih terbuka terhadap kehidupan jalanan.

“Saya membalik konsepnya. Hotel ini tidak lagi menakutkan dan tertutup, tetapi terbuka untuk membantu kehidupan di jalan,” ujar Chat, dikutip dari CNA, Rabu, 3 Oktober 2025.

Selama satu dekade terakhir, Chat meneliti elemen kota yang ia sebut “Bangkok Crossbreeds”. Ia mendokumentasikan arsitektur sehari-hari, mulai dari gerobak pedagang kaki lima, rumah toko, hingga rumah bordil yang tak terpisahkan dari budaya urban. Penelitiannya kemudian berkembang ke pedesaan Thailand dan sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

“Saya sedang membangun ensiklopedia agar arsitek Asia Tenggara punya sejarah grafis sendiri,” katanya.

Sejak lulus dari Harvard Graduate School of Design pada 2000, Chat memilih terinspirasi dari hal-hal sederhana di sekelilingnya. Ia melihat kontradiksi Bangkok, dari kuil, pusat perbelanjaan, pijat tradisional, hingga kaki lima, sebagai kekayaan desain.

“Bangkok adalah campuran bagian yang bertolak belakang, tetapi menghasilkan kekacauan indah yang merepresentasikan Thailand,” ujarnya.

Melalui perusahaannya, Chat Architects, ia mengerjakan berbagai proyek komersial selain penelitian. Misalnya, Indigo Loom House di Sakon Nakhon, pusat seni dan tekstil yang memadukan rumah panggung tradisional dengan alat tenun. Proyek lain adalah klub olahraga komunitas RQ di Bangkok, yang berawal dari renovasi bungalow lama menjadi restoran ramah keluarga.

Meski karyanya sering dianggap sarat nuansa sosial, Chat menegaskan dirinya tetap seorang arsitek murni. “Saya tidak pernah memulai proyek hanya untuk membantu masyarakat. Saya mengerjakannya karena tertantang secara desain. Jika ada isu sosial yang ikut masuk, itu bagian dari tantangan,” tegasnya.

Menurutnya, tantangan terbesar justru datang dari laju pembangunan pesat yang berisiko menghapus identitas lokal. Ia menilai arsitektur “hibrida” bisa menjadi jalan tengah untuk menjaga keunikan Thailand di tengah arus pembangunan yang kian seragam. (Keysa Qanita)

Baca juga:  Merayakan Kreativitas, Inovasi, dan Kolaborasi di Indonesia Design Week 2025

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)