Menteri Luar Negeri RI 2009-2014, Marty Natalegawa. Foto: CSIS/YouTube
Fajar Nugraha • 16 April 2025 13:10
Jakarta: Menteri Luar Negeri RI 2009-2014, Marty Natalegawa menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi geopolitik global yang dinilai mulai kembali pada logika blok dan rivalitas kekuatan besar.
Marty menyebut bahwa dunia saat ini tengah mengulangi kesalahan lama yang mengarah pada ketegangan berkepanjangan dan polarisasi tajam.
"Kita sedang terperosok ke dalam jurang lama: zero-sum mentality, politik blok, dan diplomasi yang pendek pandang," kata Marty dalam acara Commemoration of 70th Anniversary of The Asian African Conference bertema “The Global South in a Shifting World Order: Challenges, Aspirations, and the Road Ahead” yang digelar di Jakarta, Rabu 16 April 2025.
Dia mengkritik praktik diplomasi saat ini yang menurutnya terlalu transaksional dan kehilangan visi jangka panjang.
“Padahal, diplomasi seharusnya menjadi sarana untuk mencegah konflik, bukan sekadar merespons krisis setelah meledak,” imbuh Marty.
"Bandung mengajarkan kita tentang diplomasi preventif, bukan diplomasi pemadam kebakaran," tegas Marty.
Marty juga mengingatkan bahwa Global South punya peran penting untuk menjadi penyeimbang moral dan strategi dalam arsitektur perdamaian global. Namun peran itu hanya bisa dijalankan jika negara-negara berkembang berani menolak dikotomi kekuatan besar dan membangun narasi sendiri.
(Muhammad Reyhansyah)