PM Kanada Mike Carney saat melakukan pertemuan dengan Donald Trump di Gedung Putih. Foto: X/Mike Carney
Washington: Pertemuan pertama antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Gedung Putih berlangsung tegang, terutama saat Trump kembali mengusulkan Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS.
“Setelah bertemu dengan pemilik Kanada selama kampanye dalam beberapa bulan terakhir, itu tidak untuk dijual. Itu tidak akan dijual,” tegas Carney dengan bahasa diplomatik, dikutip dari The New Zealand Herald, Rabu, 7 Mei 2025.
“Jangan pernah mengatakan tidak pernah,” balas Trump.
Ketegangan terlihat jelas dari Bahasa tubuh kedua pemimpin, dengan Carney terlihat menggenggam tangannya erat saat Trump bersikeras pada proposal kontroversialnya. Pertemuan ini terjadi seminggu setelah Carney memenangkan pemilu dengan janji melawan tekanan AS.
Perbedaan pandangan
Ketegangan semakin memuncak ketika Trump menolak permintaan Carney untuk mencabut tarif impor mobil Kanada. “Tidak. Begitulah adanya,” kata Trump kepada wartawan.
Carney dengan tegas menanggapi: “Dengan hormat, pandangan orang Kanada tentang ini tidak akan berubah di negara bagian ke-51.”
Pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam ini mencerminkan perbedaan mendasar kedua negara. Trump telah memberlakukan tarif umum 25 persen pada produk Kanada, termasuk baja dan aluminium, sementara Carney berjanji membangun kembali hubungan Kanada-AS secara radikal sejak Perang Dunia II.
Pakar politik Genevieve Tellier dari University of Ottawa menyebut pertemuan ini sebagai momen penting bagi Carney.
“Dia bersikeras selama kampanye bahwa dia bisa menghadapi Trump,” ujar Tellier.
Keunggulan Carney adalah ia tidak seperti pendahulunya Justin Trudeau yang sering diremehkan Trump.
Meski penuh ketegangan, kedua pemimpin sepakat untuk terus bernegosiasi mengenai isu perdagangan. Namun jelas terlihat bahwa perbedaan pandangan tentang kedaulatan Kanada akan menjadi penghalang besar dalam hubungan bilateral ke depan.
(
Muhammad Adyatma Damardjati)