Konsumsi Rumah Tangga Tertahan Meski Ada Lebaran, Ini Penyebabnya

Ilustrasi. Foto: Dok istimewa

Konsumsi Rumah Tangga Tertahan Meski Ada Lebaran, Ini Penyebabnya

M Ilham Ramadhan Avisena • 5 May 2025 15:30

Jakarta: Perubahan perilaku konsumsi masyarakat dinilai mendorong pelambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Pada kuartal I 2025, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,89 persen secara tahunan (year on year/yoy), lebih rendah dari kuartal IV 2024 yang sebesar 4,98 persen (yoy) dan kuartal I 2024 yang mencapai 4,91 persen (yoy).

Padahal konsumsi rumah tangga merupakan komponen utama yang menopang laju perekonomian nasional. Pada kuartal I-2025, konsumsi rumah tangga tercatat memiliki distribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 54,53 persen. Itu sekaligus menjadikan komponen ini sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi dengan porsi 2,67 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, melambatnya konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perubahan perilaku konsumsi menjadi salah satu yang disebut mempengaruhi pergerakan konsumsi rumah tangga.

"Data konsumsi rumah tangga ini ada berbagai sektor yang memang relatif sedikit melemah, tetapi juga ada sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tinggi," ujarnya dalam konferensi pers, Senin, 5 Mei 2025.
 

Baca juga: 

Tertinggi dalam 15 Tahun, Sektor Pertanian Meroket 10,52%



(Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti. Foto: Dok BPS)

Sektor konsumsi rumah tangga yang mencatat pertumbuhan

Konsumsi rumah tangga untuk makanan dan minuman selain restoran, misalnya, masih mencatatkan pertumbuhan 4,05 persen. Lalu konsumsi rumah tangga untuk transportasi dan komunikasi juga mencatatkan pertumbuhan tinggi, yaitu 6,18 persen.

Kemudian konsumsi rumah tangga untuk restoran dan hotel mencapai 6,06 persen, lebih banyak disebabkan oleh konsumsi rumah tangga untuk restoran. Sementara pertumbuhan konsumsi rumah tangga untuk pakaian dan alas kaki tercatat mengalami pelambatan, yaitu 3,48 persen.

"Jadi di dalam konsumsi rumah tangga ini tentunya relatif bervariasi ada subsektor yang mengalami penguatan, tetapi ada juga subsektor yang mengalami pelemahan, sehingga kita harus lihat lebih dalam lagi apa yang menjadi pengaruh dari konsumsi penguatan relatif melemah tipis dari konsumsi, tetapi secara rata-rata masih stabil," jelas Amalia.

"Tentunya ini juga akan terkait dengan perubahan pola hidup masyarakat, di mana kalau kita lihat restoran, makanan, minuman itu tumbuhnya relatif masih kuat. Sementara transportasi-komunikasi juga tumbuhnya masih kuat 6,18 persen. Ini tidak jauh berbeda dengan kuartal-kuartal sebelumnya," ujar Amalia.

Adapun data BPS menunjukkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga konsisten berada di bawah lima persen sejak kuartal IV-2023. Saat itu, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,4 persen (yoy). Lalu pada 2024 pertumbuhan konsumsi rumah tangga relatif bergerak di kisaran 4,9 persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)