KBRI Colombo Gelar Buka Puasa Bersama di Masjid Indonesia Memorial Sri Lanka

Acara buka puasa bersama di Masjid Indonesia Memorial, Maskeliya, Sri Lanka pada 9 Maret 2025. (KBRI Colombo)

KBRI Colombo Gelar Buka Puasa Bersama di Masjid Indonesia Memorial Sri Lanka

Willy Haryono • 15 March 2025 11:01

Maskeliya: Dalam upaya memperkuat jalinan Friends of Indonesia di Sri Lanka, khususnya peningkatan aspek spiritualisme-sosial kemasyarakatan di bulan Ramadan 1446 H, serta dalam peningkatan hubungan people-to-people antara Indonesia dan Sri Lanka, KBRI Colombo telah menyelenggarakan acara buka puasa bersama dengan masyarakat muslim di Masjid Indonesia Memorial, Maskeliya, Sri Lanka pada 9 Maret lalu.

Acara iftar ini berlangsung tidak jauh dari tempat terjadinya tragedi  kecelakaan pesawat Martin Air 138 dari Belanda yang disewa Garuda Indonesia untuk mengangkut jemaah haji Indonesia. Kecelakaan tersebut terjadi 4 Desember 1974, ketika pesawat  menabrak gunung di kawasan Seven Virgin Hills, Central Province Sri Lanka, dan menewaskan seluruh penumpang (182 orang) dan awak pesawat (9 orang).

Setelah kejadian tersebut, Pemerintah Indonesia membangun monumen di kaki gunung tersebut, tempat sebagian besar bagian tubuh para korban ditemukan. Tempat ini sekaligus merupakan kuburan massal para jemaah mengingat kondisi jenazah tak memungkinkan untuk dibawa pulang ke Indonesia. Hanya ada sebagian potongan jenazah yang kemudian dipulangkan dan dikubur dalam perkuburan massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.

Sepanjang sejarah penerbangan haji Indonesia, terjadi dua kecelakaan pesawat di Sri Lanka. Kecelakaan pertama terjadi pada Pesawat Martinair 138 yang berangkat dari embarkasi Surabaya ketika akan transit di bandara Katunayake, dalam perjalanan menuju Jeddah tepatnya di perbukitan Seven Virgin Hills dekat Puncak Adam (Adam’s Peak) sekitar 70,8 kilometer dari bandara pada ketinggian 1.841 meter di atas permukaan laut.

Seluruh 191 penumpang meninggal dunia, termasuk 9 kru pesawat. Kecelakaan kedua pesawat carter haji di Sri Lanka terjadi pada pesawat Icelandic Loftleider LL001 pada 15 November 1978 sekitar dua km dari bandara Katunayake, dalam perjalanan menuju Surabaya. Sebanyak 183 dari 262 penumpang meninggal, termasuk kru pesawat.

Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka merangkap Maladewa, Dewi Gustina Tobing, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pengurus dan masyarakat di Masjid Indonesia Memorial Maskeliya yang terus membantu KBRI Colombo dalam merawat dan menjaga makam sekaligus monumen tersebut.

Ia juga mengajak semua pihak untuk selalu menjunjung tinggi toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan beragama serta menjaga kesehatan selama ibadah Ramadhan. 

Kehadiran Dubes Dewi dalam acara Iftar Ramadan yang dihadiri 100 orang tersebut menegaskan pentingnya sikap menghormati dan memberikan penghormatan kepada para korban dari tragedi memilukan di masa lalu itu.

Tindakan solidaritas dan penghormatan seperti ini tidak hanya memperkuat hubungan kedua negara, tetapi juga merupakan penghormatan pantas bagi para korban yang telah meninggal dunia dalam perjalanan menunaikan ibadah haji.

Baca juga:  Perkuat Kebersamaan, Kemenlu Gelar Buka Puasa Bersama Jajaran Korps Diplomatik

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)