Tiongkok Batasi Penayangan Film Hollywood Respons Tarif Trump, Saham Disney hingga Paramount Anjlok

Foto tanda Hollywood di Los Angeles. (Andrew Gombert/EPA-EFE)

Tiongkok Batasi Penayangan Film Hollywood Respons Tarif Trump, Saham Disney hingga Paramount Anjlok

Riza Aslam Khaeron • 11 April 2025 10:27

Beijing: Pemerintah Tiongkok secara resmi mengumumkan pembatasan terhadap penayangan film-film Hollywood sebagai bentuk respons atas kenaikan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kebijakan pembatasan ini diumumkan hanya beberapa jam setelah Trump menetapkan tarif impor sebesar 125 persen terhadap produk-produk asal Tiongkok.

"Tindakan salah pemerintah AS yang menyalahgunakan tarif terhadap Tiongkok akan secara tak terelakkan mengurangi tingkat kesukaan penonton domestik terhadap film-film Amerika," ujar Administrasi Film Tiongkok, dikutip dari The Guardian pada Jumat, 11 April 2025.

"Kami akan mengikuti aturan pasar, menghormati pilihan penonton, dan secara moderat mengurangi jumlah film Amerika yang diimpor," kata Administrasi film Tiongkok.

Langkah ini memperkuat ancaman yang sebelumnya telah disuarakan oleh tokoh-tokoh pengaruh di Tiongkok, termasuk Liu Hong dari Xinhuanet dan Ren Yi, cucu dari mantan ketua Partai Komunis Guangdong, yang sama-sama menyerukan pembatasan drastis terhadap film Amerika dan peninjauan ulang atas hak kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan AS di Tiongkok.

Langkah Tiongkok ini dianggap sebagai pukulan serius bagi industri perfilman Hollywood. Sejumlah studio besar seperti Walt Disney Co, Paramount Global, dan Warner Bros Discovery dilaporkan langsung mengalami penurunan saham setelah pengumuman pembatasan tersebut.
 

Baca Juga:
Trump Revisi Tarif untuk Tiongkok, Angka Baru Berubah jadi 145 Persen

Padahal, pasar film Tiongkok merupakan pasar kedua terbesar di dunia dan kerap menjadi penentu keberhasilan global sebuah film blockbuster.

The Guardian melaporkan bahwa film A Minecraft Movie dari Warner Bros yang baru saja dirilis berhasil meraup penjualan tiket sebesar US$14,5 juta di Tiongkok, sekitar 10 persen dari total globalnya. Sementara itu, film terlaris dari AS di Tiongkok pada 2024 adalah Godzilla x Kong: The New Empire yang meraup US$132 juta dari total global US$572 juta.

Tiongkok mulai membuka pasar filmnya untuk produksi AS sejak 31 tahun lalu, dan jumlah film yang diimpor sempat mencapai lebih dari 60 judul pada 2018.

Namun, jumlah itu menurun dalam beberapa tahun terakhir akibat meningkatnya ketegangan bilateral serta meningkatnya popularitas film domestik seperti Ne Zha 2, yang pada awal 2025 telah menghasilkan lebih dari US$1,8 miliar di dalam negeri dan melampaui US$2 miliar secara global.

Pengumuman pembatasan ini menjadi sinyal jelas bahwa Tiongkok tidak akan tinggal diam atas kebijakan tarif proteksionis Trump, dan memilih menargetkan salah satu industri ekspor budaya paling kuat AS, yaitu perfilman.

"Tiongkok memiliki banyak alat untuk melakukan pembalasan," ujar Ren Yi dalam unggahan media sosialnya awal pekan ini, dikutip dari The Guardian pada Jumat, 11 April 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)