Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso. Foto: Dok Kemenko Perekonomian
M Ilham Ramadhan Avisena • 18 July 2025 16:38
Jakarta: Negosiasi dagang antara Indonesia dengan Amerika Serikat masih terus berlanjut. Namun itu diyakini bakal rampung dalam waktu dekat dan kedua negara akan membuat pernyataan bersama perihal kesepakatan yang bulat soal tarif.
"Di joint statement itu kita jelaskan secara lengkap. Setelah sepakat dengan USTR, joint statement ini yang nanti oleh pihak Amerika, kita sampaikan ke publik supaya bahasanya sama," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso kepada pewarta di kantornya, Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025.
Secara garis besar, kesepakatan itu mencakup apa yang telah disampaikan oleh dua kepala negara, yaitu mengenai pengenaan tarif impor 19 persen ke AS, perihal non tarif, pembelian produk dari AS, dan investasi antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Susiwijono menyatakan, dokumen pernyataan bersama itu telah memasuki tahap finalisasi. Namun secara pararel negosiasi masih tetap dilakukan. Lobi-lobi dilakukan untuk mengecualikan sejumlah produk Indonesia dari penerapan tarif 19 persen oleh Amerika Serikat.
"Ada beberapa produk komoditas kita yang istilahnya itu sangat dibutuhkan oleh Amerika, tidak bisa diproduksi di sana, tapi sangat reliable kalau diekspor dari Indonesia. Itu kita nego supaya tarifnya nol persen. Itu banyak produknya. Sedang kita negokan mulai CPO, kopi, kakao, sampai nikel. Ada list produknya cukup banyak," terangnya.
Upaya pengecualian dari pengenaan tarif 19 persen oleh AS juga diarahkan pada produk tembaga. Selama ini, kendati Freeport beroperasi di Tanah Air, Indonesia belum pernah melakukan ekspor komoditas tersebut ke Negeri Paman Sam.
Sejauh ini sebanyak 11.474 pos tarif kode HS dari AS telah disepakati untuk menggunakan skema impor nol persen, atau hampir 99 persen dari total pos tarif kode HS yang tercatat sebanyak 11.552. Dengan kata lain, hampir semua produk dari AS bakal dikenai tarif nol persen jika masuk ke Indonesia.
Baca juga:
Sederet Keuntungan Indonesia dalam Kemitraan Ekonomi IEU-CEPA |