Hina Jurnalis, Utusan AS Picu Kemarahan di Lebanon

Jurnalis menjadi incaran hinaan dari petinggi Amerika Serikat saat di Lebanon. Foto: Anadolu

Hina Jurnalis, Utusan AS Picu Kemarahan di Lebanon

Fajar Nugraha • 29 August 2025 07:06

Beirut: Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Suriah, Tom Barrack, memicu kemarahan di Lebanon, setelah menggambarkan perilaku para jurnalis yang bertanyai sebagai "kehewanan," saat konferensi pers di Istana Kepresidenan, Beirut.

"Tolong diam sejenak, saat situasi mulai kacau, seperti kebinatangan, kami akan pergi. Jadi, anda ingin tahu apa yang terjadi? Bersikaplah beradab, bersikaplah baik, bersikaplah toleran, karena inilah masalah yang terjadi di kawasan ini," ujar Barrack kepada para wartawan, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat 29 Agustus 2025.

Pernyataannya memicu kecaman keras dari para pejabat dan organisasi media Lebanon. Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan Lebanon mengatakan pihaknya menyesali pernyataan yang dibuat dari platformnya oleh salah satu tamunya hari ini.

Pihak kepresidenan Lebanon menekankan penghormatan mutlak terhadap martabat manusia secara umum, sambil menegaskan kembali apresiasi mereka secara khusus kepada jurnalis terakreditasi.

Namun, Sindikat Editor Pers Lebanon mengecam perilaku Barrach sama sekali tidak dapat diterima dan sangat bercela. 

"Martabat jurnalis tidak murah dan tidak ada utusan, seberapa pun tinggi pangkatnya, yang dapat melampaui batas," kata mereka.

Sindkat tersebut mendesak Barrack untuk mengeluarkan permohonan maaf publik kepada media. Mereka memperingatkan, jika ia gagal melakukannya, mereka akan menyerukan boikot terhadap kunjungannya sebagai langkah awal.

Dalam pernyataan kerasnya, sindikat mengatakan media Lebanon sekali lagi menjadi sasaran perilaku yang melampaui batas kesopanan dan diplomasi. Hal ini sangat disesalkan karena datang dari seorang utusan negara adiday yang menjalankan peran diplomatik.

Barrack, yang juga menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Turki, tiba di Beirut pada hari Selasa, untuk bertemu dengan Presiden Joseph Aoun dan pejabat senior lainnya. Menurut media lokal, pembicaraannya berfokus pada keputusan pemerintah Lebanon untuk menyatukan semua senjata di bawah kendali negara, terutama menargetkan Hezbollah.

Pada 5 Agustus, pemerintah Lebanon menyetujui rencana yang menginstruksikan tentara untuk menyusun strategi pelucutan senjata sebelum akhir tahun 2025. Akan tetapi, Hezbollah telah menolak keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai dosa besar.

Bukan hal biasa bagi wartawan untuk saling bertertiak saat mengajukan pertanyaan pertama. Konferensi pers yang penuh kekacauan adalah hal yang lumrah di seluruh dunia karena editor berpengalaman selalu mendoorng wartawan untuk memprioritaskan penyampaian berita.

(Kelvin Yurcel)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)